REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Militer Suriah pada Rabu (3/1) mengirim pasukan bantuan untuk melancarkan serangan balasan besar terhadap gerilyawan di Ghouta Timur di pinggir Ibu Kota Suriah, Damaskus.
Pasukan militer pendukung tersebut mengambil posisi di dekat Kota Harasta untuk melancarkan serangan balasan terhadap kelompok yang memiliki kaitan dengan Alqaidah, Komite Pembebasan Levant (LLC), dan Failq Ar-Rahman.
"Pasukan ingin mendesak mereka mundur dari Pangkalan Kendaraan yang dioperasikan militer di Harasta," kata sumber militer seperti dilansir Xinhua.
Tank terlihat pada Rabu bergerak menuju Harasta dari Damaskus. Tujuan di balik serangan balasan tersebut ialah mengalahkan afiliasi Alqaidah dan mengamankan daerah sekitar pangkalan itu yang diserang oleh gerilyawan pada penghujung Desember.
Pesawat tempur Suriah melancarkan serangan gencar terhadap posisi gerilyawan di dekat instalasi tersebut guna melicinkan jalan bagi pasukan darat untuk menyerbu daerah itu.
Observatorium Suriah bagi Hak Asasi Manusia menyatakan sedikitnya 15 serangan udara ditujukan ke beberapa daerah di Harasta dan sekitarnya pada Rabu.
Kelompok pengamat yang berpusat di Inggris tersebut menyatakan 44 prajurit pemerintah, termasuk enam perwira, telah tewas dalam pertempuran itu. Demikian juga 47 gerilyawan.
Selama serangan tersebut, kata laporan pegiat, gerilyawan mengepung pangkalan itu dan merebut beberapa bagiannya. Gerilyawan juga telah merebut beberapa daerah antara Harasta dan Permukiman Arbeen, sehingga memutus jalur pasokan pasukan pemerintah ke pangkalan tersebut.
Pangkalan itu adalah instalasi militer terbesar di Wilayah Ghouta Timur, yang membentang dari Harasta ke Arbeen.
Pangkalan tersebut berisi sangat banyak tentara, termasuk Pengawal Republik, serta gudang besar senjata.
Selama perang Suriah, pangkalan tersebut telah menjadi pusat operasi besar dan instalasi pasokan buat pasukan Suriah di dalam Wilayah Ghouta Timur, yang terdiri atas banyak kota kecil dan permukiman.