Kamis 04 Jan 2018 12:33 WIB

Serangan Rezim Assad ke Ghouta Timur Tewaskan 20 Warga Sipil

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Teguh Firmansyah
Pesawat Sukhoi 27 milik Rusia diterbangkan menuju Suriah.
Foto: Reuters
Pesawat Sukhoi 27 milik Rusia diterbangkan menuju Suriah.

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASCUS -- Sumber Organisasi Pertahanan Sipil Suriah mengatakan, sedikitnya 20 warga sipil tewas dalam serangan yang digencarkan oleh pasukan rezim Bashar al-Assad, wilayah oposisi di Ghouta Timur, Suriah.

Seperti dilansir Anadolu Agency, Kamis (4/1), Organisasi Pertahanan Sipil Suriah yang juga dikenal sebagai Helm Putih (White Helmets) tersebut mengatakan, 11 warga sipil termasuk personil White Helmets tewas akibat serangan rezim di daerah Misraba, pada Rabu (3/1) malam waktu setempat.

Enam orang lainnya juga dilaporkan tewas di daerah Arbin di Ghouta Timur pada Rabu malam. White Helmets juga menambahkan, terdapat tiga warga sipil lainnya, termasuk dua di antaranya anak-anak tewas dalam serangan udara oleh rezim pemerintah di daerah Beyt Sava.

Angkatan udara Rusia membombardir permukiman sipil di wilayah tersebut untuk memberikan dukungan udara kepada pasukan rezim yang mengepung Ghouta Timur. Selain itu, mereka juga meningkatkan serangannya terhadap warga sipil.

Daerah Hammuria, Duma, Haresta, Ayn Tarma, Madyara, Arbin, Kafar Batna, Misraba, Marj dan Beyt Seva, kata sumber Helm Putih tersebut, juga ditargetkan dengan melakukan serangan udara dan penembakan menggunakan alat berat artileri pada Rabu kemarin. Sumber tersebut mengatakan, korban yang terluka telah dibawa ke rumah sakit oleh tim Pertahanan Sipil.

Baca juga, AS Kecam Bom Rusia dan Suriah yang Tewaskan Oposisi.

Diketahui, pasukan Assad telah melakukan pengeboman di Ghouta Timur sejak 14 November. Daerah yang berada di bawah pengepungan pasukan rezim sejak Desember 2012 tersebut, berada dalam jaringan zona de-eskalasi, yang didirikan di Suriah oleh Turki, Rusia dan Iran. Tindakan agresi dilarang didaerah tersebut.

Perang saudara di Suriah telah meletus awal 2011, ketika rezim Assad menindak demonstrasi pro-demokrasi dengan keganasan yang tak terduga. Sejak saat itu, menurut pejabat PBB, ratusan ribu orang terbunuh dan lebih dari 10 juta lainnya mengungsi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement