REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Militer Israel mengatakan membuka kembali penyelidikan atas kematian seorang pria Palestina yang tewas dalam sebuah demonstrasi dengan Israel di Jalur Gaza. Pria tersebut bernama Ibrahim Abu Thuraya, yang merupakan seorang aktivis difabel Palestina, yeng tewas saat ikut melakukan demonstrasi di Jalur Gaza, pada Jumat (15/12) lalu.
Dilansir di Fox News, Kamis (4/1), militer mengatakan akan mengidentifikasi penyebab kematian Ibrahim Abu Thuraya pada bulan lalu tersebut, setelah adanya informasi baru yang muncul. Rekaman medis Palestina di Gaza, yang diperoleh oleh Associated Press menunjukkan, Thuyara dibunuh oleh tembakan sebuah peluru yang mengenai kepalanya.
Namun, Militer Israel menutup penyelidikan awal setelah satu hari terjadinya peristiwa tersebut dengan mengatakan tembakan langsung ditujukan untuk melawan para penghasut utama demonstran. Dan tidak diarahkan ke Abu Thuraya sehingga hal tersebut tidak mungkin menjadi penyebab kematiannya.
Kasus Abu Thraya telah menjadi sorotan di kalangan warga Palestina semenjak Presiden AS Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Abu Thuraya (29 tahun) merupakan seorang warga Palestina yang kehilangan kakinya pada 2008 saat Operasi Cast Lead atau perang Gaza. Dia dilaporkan tertembak dan tewas dalam bentrokan pada Jumat (15/12) di perbatasan Gaza dengan Israel.