Kamis 04 Jan 2018 16:48 WIB

Militer Israel Selidiki Kematian Abu Thurayeh di Gaza

Rep: Marniati/ Red: Esthi Maharani
Warga Palestina menggelar demonstrasi anti-AS sambil membawa rekan mereka yang terluka terkena tembakan militer Israel, Jumat (22/12).
Foto: EPA-EFE/MOHAMMED SABER
Warga Palestina menggelar demonstrasi anti-AS sambil membawa rekan mereka yang terluka terkena tembakan militer Israel, Jumat (22/12).

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Militer Israel mengatakan akan menyelidiki lebih lanjut kematian seorang pejuang Palestina Ibrahim Abu Thurayeh. Ia tewas terbunuh dalam bentrokan saat melakukan demonstrasi yang menentang keputusan Trump soal Yerusalem.

Kematian Abu Thurayeh dikecam oleh orang-orang Palestina dan Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia Zeid Ra'ad al-Hussein. Zeid mengatakan pria berusia 29 tahun tersebut ditembak di kepala oleh pasukan Israel yang berada dekat ke pagar perbatasan Gaza-Israel.

Militer Israel mengatakan penyelidikan operasional yang dilakukannya sesaat setelah kejadian tersebut, menemukan fakta bahwa militer Israel tidak membunuh Abu Thurayeh. Menurut militer Israel, tidak ada tembakan langsung yang ditujukan kepada Abu Thurayeh selama demonstrasi.

"Untuk memeriksa lebih lanjut kasus ini, termasuk informasi yang diterima dari organisasi yang beroperasi di Jalur Gaza, diputuskan bahwa keadaan kematian Thurayeh juga akan diperiksa oleh penyelidikan Polisi Militer," kata militer dalam sebuah pernyataan.

Pengumuman Trump atas Yerusalem membuat marah dunia Arab dan sekutu Barat. Keputusan ini telah memicu demonstrasi kekerasan setiap pekan di sepanjang perbatasan Israel-Gaza dan di Tepi Barat yang diduduki. Abu Thurayeh adalah warga Palestina yang ikut dalam demonstrasi tersebut. Dalam wawancara media, dia mengatakan bahwa telah kehilangan kedua kakinya dalam serangan rudal Israel di Gaza pada 2008.

Status Yerusalem telah menjadi salah satu hambatan terbesar dalam kesepakatan damai antara Israel dan Palestina selama beberapa generasi. Israel menganggap seluruh Yerusalem sebagai ibu kotanya. Orang-orang Palestina menginginkan bagian timur kota sebagai ibu kota negara mereka di masa depan .

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement