Sabtu 06 Jan 2018 00:48 WIB

Warga Jepang Panik Akibat Peringatan Gempa Palsu

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Andi Nur Aminah
Layanan kereta api dan kereta bawah tanah di Tokyo sempat ditangguhkan beberapa saat akibat adanya peringatan gempa yang ternyata palsu
Foto: AFP
Layanan kereta api dan kereta bawah tanah di Tokyo sempat ditangguhkan beberapa saat akibat adanya peringatan gempa yang ternyata palsu

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Warga Jepang dikagetkan dengan peringatan gawat darurat gempa bumi palsu. Pemberitahuan yang masuk melalui sebuah pesan kepada warga itu tak pelak membuat penduduk panik ketakutan.

Seperti diwartakan BBC, (6/1) peringatan tersebut resmi datang dari badan meteorologi setempat. Namun, pesan yang disampaikan itu dikirimkan akibat kesalahan sistem deteksi dini gempa bumi. "Sebuah gempa terjadi di pantai Ibaraki. Bersiap hadapi goncangan yang kuat," begitu bunyi pesan tersebut.

Kesalahan terjadi akibat sistem membaca dua buah gempa kecil. Sistem lantas mengira hal itu merupakan satu guncangan besar sehingga memicu alarm. Keduanya terjadi di lepas pantai dan tidak terasa di darat.

Sistem memperkirakan gempa berskala 6,4 skala Richter (SR) akan mengguncang pantai prefektur Ibaraki di timur laut Jepang. Yang terjadi sebenarnya adalah gempa berkekuatan 4,4 SR disusul gempa berkekuatan 3,9 SR yang terjadi di 350 km sebelah barat Jepang.

Meski demikian, peringatan itu sempat mengganggu jaringan transportasi di Ibu Kota Tokyo. Layanan kereta api juga ditangguhkan menyusul pembertahuan tersebut. Beruntung, tidak ada laporan cedera atau kerusakan.

Kesalahan peringatan gempa ini bukan yang pertama kali terjadi. Sebelumnya, sebuah alarm palsu juga sempat memicu kepanikan pada Agustus tahun lalu. Sebuah pemberitahuan memperingatkan gempa berkekuatan 9,1 SR. Namun guncangan yang diperingatkan tidak pernah terjadi.

Jepang merupakan salah satu negara yang paling aktif secara seismik di Bumi. Sekitar 20 persen dari gempa global berkekuatan 6,0 SR atau lebih terjadi di Negeri Sakura. Rata-rata, seismometer merekam beberapa jenis getaran di negara ini setiap lima menit.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement