REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pemerintah Amerika Serikat (AS) membantah telah membekukan dana sebesar 125 juta dolar untuk badan PBB yang fokus mengurus kebutuhan pengungsi Palestina, yakni United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees (UNRWA). Pemerintah AS menilai kabar tersebut sangat menyesatkan.
Kabar tentang pembekuan dana untuk UNRWA ini pertama kali muncul di situs berita Axios pada Jumat (5/1). Mengutip tiga diplomat anonim, Axios melaporkan bahwa Pemerintah AS membekukan dana untuk UNRWA. Pembekuan ini dilakukan hingga AS menyelesaikan peninjauan kembali bantuannya kepada Otoritas Palestina.
Namun Departemen Luar Negeri AS segera membantah laporan tersebut. Laporan itu (Axios) sangat menyesatkan. Hanya karena mereka mengharapkan uang pada yang pertama dan mereka tidak mendapatakannya pada saat itu, bukan berarati itu ditangguhkan atau dibatalkan, kata seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS.
(Baca: Amerika Tahan Bantuan Dana untuk Palestina)
UNRWA sendiri belum mendapat kabar pasti dari AS terkait dana yang akan disumbangkannya. "Kami belum diberitahu secara langsung mengenai keputusan resmi oleh pemerintah AS," ungkap juru bicara UNRWA Chris Gunness.
Kabar tentang pembekuan dana untuk UNRWA ini muncul setelah sebelumnya Presiden AS Donald Trump mengancam akan memangkas dana bantuan untuk Palestina. Ancaman ini merupakan respons Trump atas keputusan Palestina yang enggan kembali ke perundingan damai dengan Israel yang dimediasi AS.
Menurut Presiden Palestina Mahmoud Abbas, sejak Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, AS secara aktif telah tersisih perannya sebagai mediator dalam perundingan damai dengan Israel. Kemudian terkait ancaman Trump yang akan memotong dana bantuan untuk Palestina, Abbas hanya menyebut bahwa Yerusalem tidak dijual untuk uang atau emas.