Ahad 07 Jan 2018 09:23 WIB

Raja Salman Undang Perdana Menteri Malaysia, Ada Apa?

Red: Nur Aini
Raja Salman
Foto: Reuters
Raja Salman

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Raja Arab Saudi dan Penjaga Dua Masjid Suci, Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud, mengundang Perdana Menteri Malaysia, Dato' Sri Mohd Najib Tun Abdul Razak, mengadakan lawatan kerja ke Arab Saudi pada 8 - 12 Januari 2018.

"Perdana Menteri Dato' Sri Mohd Najib Tun Abdul Razak akan diiringi isteri serta pejabat dari Kantor Perdana Menteri," ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Malaysia, Datin Nirvana Jalil Gani di Kuala Lumpur, Ahad (7/1).

Saat lawatan tersebut, ujar dia, Perdana Menteri dijadwalkan menghadap Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud dan Putera Mahkota Mohammed bin Salman Abdulaziz Al Saud di Riyadh. "Pertemuan-pertemuan antara Perdana Menteri dengan Raja Salman dan Putera Mahkota Arab Saudi akan memberikan peluang kepada mereka untuk membicarakan dan bertukar-tukar pandangan mengenai isu-isu dua bangsa, regional serta masalah internasional, terutama tindakan-tindakan susulan atas isu-isu yang telah dibincangkan dan disetujui sewaktu lawatan ke Malaysia pada Maret tahun lalu," katanya.

Isu-isu tersebut meliputi kerja sama ekonomi, investasi, haji, dan pendirian King Salman Center for International Peace (KSCIP) di Putrajaya. "Pertemuan-pertemuan ini amat tepat pada waktunya dimana hubungan istimewa Malaysia dan Arab Saudi kini berada pada tahap yang tertinggi. Lawatan Perdana Menteri ke Arab Saudi ini akan memperkukuhkan lagi hubungan persahabatan antara dua negara," katanya.

Kunjungan Raja Salman ke Malaysia beberapa waktu lalu menghasilkan sejumlah kesepakatan diantaranya perusahaan minyak asal Arab Saudi, Saudi Aramco akan menginvestasikan 7 miliar dolar AS atau Rp 91 triliun ke proyek kilang minyak dan petrokimia di negara bagian selatan Malaysia, Johor. Kilang minyak yang dikelola Petronas tersebut nilainya mencapai 27 miliar dolar AS atau setara Rp 351 triliun. Proyek tersebut dinamakan proyek pengembangan kilang dan petrokimia terpadu atau Refinery and Petrochemical Integrated Development (RAPID).

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement