REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Negara-negara Arab akan segera melakukan langkah diplomatik membujuk Perserikatan Bangsa-Bangsa mengakui negara Palestina dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya di wilayah yang direbut Israel pada perang 1967.
Enam menteri luar negeri Arab bertemu di Amman pada Sabtu untuk menindaklanjuti keputusan-keputusan yang diambil Liga Arab sebelumnya menanggapi langkah Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Desember mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, sebuah keputusan yang membalik kebijakan AS mengenai Timur Tengah yang telah berlaku selama beberapa dekade.
Sebuah komite yang beranggota Mesir, Maroko, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, pihak Palestina dan dikepalai oleh Yordania dibentuk setelah sidang darurat Liga Arab di Kairo beberapa saat setelah keputusan Trump yang menyerukan Washington agar membatalkan keputusannya.
Liga Arab menyatakan pada waktu itu langkah tersebut akan memicu kekerasan di kawasan dan melukiskan pengumuman Trump sebagai "pelanggaran hukum internasional yang berbahaya" yang tak memiliki dampak hukum.
Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi mengatakan para menteri akan merekomendasikan serangkaian langkah untuk menyelenggarakan pertemuan para menteri Liga Arab yang dijadwalkan akhir bulan ini. "Kami hadapi keputusan dengan mengusahakan resolusi PBB untuk mengakui sebuah negara Palestina atas dasar perbatasan tahun 1967 dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya," kata Safadi.
Ia tidak menjelaskan mengenai waktu langkah-langkah diplomatik mulai dilakukan atau juga tidak mengatakan apakah ia merujuk kepada Dewan Keamanan PBB atau resolusi Majelis Umum.
Sekjen Liga Arab Ahmed Aboul Gheit mengatakan pertemuan tingkat menteri juga akan membahas peran Washington dalam pemeliharaan perdamaian Arab-Israel di masa depan yang negara-negara anggota menyatakan sekarang dibahayakan oleh apa yang mereka lihat bias AS terhadap Israel. "Kami ingin mengurangi kerugian di pihak Palestina dan mengurangi apa yang diperoleh Israel," kata Abdul Gheit.
Negara-negara Arab juga akan membahas apakah menyelenggarakan konferensi tingkat tinggi luar biasa bagi para pemimpin mereka atau menunggu sampai KTT yang dijadwalkan di Riyadh, ibu kota Arab Saudi, pada akhir Maret, katanya.
Pengakuan Trump atas Yerusalem sebagai ibu kota Israel telah membuat marah dunia Arab dan para sekutu Barat, yang menyatakan hal itu merupakan pukulan bagi usaha-usaha perdamaian dan berisiko memicu kekerasan lagi di kawasan.