Senin 08 Jan 2018 19:36 WIB

PBB Terus Bantu Pengungsi Palestina Meski Ditentang Israel

Rep: Fira Nusyabani/ Red: Yudha Manggala P Putra
Pengungsi Palestina/ilustrasi
Foto: guardian.co.uk
Pengungsi Palestina/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Badan PBB yang mengurus bantuan bagi pengungsi Palestina (UNRWA) telah berjanji untuk terus membantu Palestina meski ditentang Israel. Sebelumnya Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan UNRWA sudah seharusnya dihilangkan.

Dalam serangkaian cicitan pada Ahad (7/1) malam, juru bicara UNRWA Sami Mushasha menegaskan lembaganya akan terus memberikan bantuan kepada pengungsi Palestina. Hal ini dilakukan sampai masyarakat internasional menghasilkan solusi terkait keadaan mereka.

"UNRWA ditugaskan oleh Majelis Umum untuk melanjutkan tugasnya, sampai solusi yang adil terhadap masalah pengungsi Palestina tercapai," kata Mushasha, dikutip Aljazirah.

Pernyataan ini disampaikan Mushasha tak lama setelah Netanyahu menuduh lembaga tersebut telah membantu pengungsi fiktif. "UNRWA adalah sebuah organisasi yang mengabadikan masalah pengungsi Palestina dan menghilangkan hak untuk mengembalikan negara Israel," kata Netanyahu.

UNRWA memainkan peran penting dalam mendukung pengungsi Palestina untuk mendapatkan akses terhadap pendidikan, perawatan kesehatan, layanan sosial, dan pekerjaan di wilayah-wilayah Palestina yang diduduki dan di negara-negara tetangga.

Ratusan ribu warga Palestina terusir dari rumah mereka oleh milisi Zionis selama perang Arab-Israel 1948 dan kemudian oleh tentara Israel selama perang 1967. Saat ini, pengungsi dan keturunan mereka berjumlah lebih dari lima juta orang.

Netanyahu berkomentar kurang dari sepekan setelah Presiden AS Donald Trump mengancam akan memotong dana bantuan AS untuk Otoritas Palestina. Pemotongan ini dilakukan karena Palestina dianggap tidak menunjukkan cukup penghargaan terhadap Amerika. "Karena orang-orang Palestina tidak lagi mau berbicara tentang perdamaian, mengapa kita harus melakukan pembayaran besar-besaran kepada mereka di masa depan?" ungkap Trump.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement