REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pangkalan udara dan angkatan laut Rusia di Suriah berhasil mengalahkan serangan 13 pesawat tak berawak bersenjata pada akhir pekan.
Dilansir di New York Times, Senin (8/1), menurut pernyataan kementerian tersebut pesawat tak berawak ditembak jatuh sebelum menyebabkan kerusakan dan korban jiwa. Namun serangan tersebut dapat mengindikasikan milisi yang menentang pemerintah Presiden Bashar al-Assad meningkatkan kekerasan yang ditujukan terhadap militer Rusia. Rusia melakukan intervensi pada September 2015 untuk mendukung pemerintah Suriah yang merupakan sekutu utamanya di Timur Tengah.
Dalam pengumuman terakhirnya, Kementerian Pertahanan mengatakan serangan pesawat tak berawak itu terjadi Jumat lalu. Dikatakan 10 pesawat tak berawak telah terbang ke pangkalan udara Hmeimim di Suriah barat laut, sementara tiga lainnya diarahkan ke stasiun angkatan laut Rusia di Tartus di Laut Mediterania.
Tujuh pesawat tak berawak ditembak jatuh oleh rudal antipesawat Pantsir-S, dan enam lainnya jatuh atau mendarat di luar markas. Militer Rusia mengatakan serangan pesawat tak berawak adalah serangan terkoordinasi pertama yang pernah dialami terhadap basis-basisnya di Suriah.
Militer mengatakan sedang menyelidiki bagaimana gerilyawan mendapatkan pesawat tak berawak tersebut. Anggota oposisi di Suriah mengatakan salah satu faksi Islam yang beroperasi di dekat kota Latakia di bagian barat laut telah meluncurkan serangan pesawat tak berawak tersebut.
Militer Rusia mengatakan dua personel militer Rusia tewas dalam serangan mortir terhadap pangkalan udara Hmeimim pada 31 Desember. Militer membantah laporan media Rusia tujuh pesawat militer telah hancur atau rusak akibat tembakan pemberontak dalam serangan pada 31 Desember, meskipun beberapa gambar di media sosial menunjukkan pesawat rusak, termasuk stabilizer belakang yang hancur pada satu jet militer .
Selain pesawat terbang, surat kabar Kommersant juga melaporkan 10 tentara Rusia terluka. Presiden Vladimir Putin dalam sebuah kunjungan mendadak ke pangkalan udara tersebut pada 11 Desember menyatakan operasi mereda dan militer Rusia akan melakukan penarikan pasukan yang signifikan.