Rabu 10 Jan 2018 00:21 WIB

Filipina akan Protes Pulau Buatan Cina

Konflik Laut Cina Selatan.
Foto: AP
Konflik Laut Cina Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Pemerintah Filipina akan menyampaikan protes resmi kepada Cina yang digambarkan sebagai pengingkaran atas janji untuk tidak melakukan kegiatan militer di pulau buatan perairan Laut Cina Selatan yang sibuk, demikian disampaikan Kementerian Pertahanan Filipina di Manila, Senin (8/1).

Amerika Serikat juga telah mengkritik pembangunan fasilitas militer oleh Cina di pulau buatan dan khawatir fasilitas tersebut digunakan untuk membatasi kebebasan dalam rute perdagangan di kawasan itu.

Sekretaris Departemen Pertahanan Filina Delfin Lorenzana menyampaikan pernyataan tersebut menyusul adanya siaran televisi China Central Television (CCTV) yang memperlihatkan kegiatan di Fiery Cross Reef yang tampaknya sudah berubah menjadi pangkalan angkatan udara.

"Pemerintah Cina mengatakan beberapa waktu yang lalu mereka tidak akan melakukan kegiatan militer di pulau yang direklamasi itu," kata Lorenzana kepada wartawan sambil menambahkan surat protes akan disampaikan melalui Kementerian Luar Negeri.

"Jika itu benar dan kita bisa membuktikan mereka telah menempatkan tentara dan bahkan sistem persenjataan mereka, maka itu berarti pelanggaran atas apa telah mereka janjikan," katanya.

Tidak ada komentar langsung dari pejabat Cina atas pernyataan Kementerian Pertahanan Filipina tersebut. Cina dan Filipina telah lama terlibat konflik soal Laut Cina Selatan, namun hubungan mereka telah membaik sejak Presiden Rodrigo Duterte berkuasa dan telah menjanjikan Cina menjalankan bisnis dan berinvestasi di Filipina.

Sebelumnya Cina telah meyakinkan Filipina tidak akan menempati wilayah baru di Laut Cina Selatan, dan berjanji kawasan tersebut ditetapkan sebagai "status quo". Laporan tentang kegiatan militer Cina di pulau hasil reklamasi tersebut sebenarnya bukanlah hal yang baru dan sering disampaikan oleh juru bicara presiden Harry Roque.

"Kami selalu menentang militerisasi kawasan itu. Hal ini tentu saja tidak baik, karena merupakan ancaman lebih lanjut terhadap perdamaian dan keamanan," katanya.

Cina sebelumnya juga sering membantah tuduhan AS melakukan kegiatan militer Laut Cina Selatan, yang juga diklaim oleh Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan dan Vietnam. Kawasan terumbu karang yang telah direklamasi tersebut memiliki rumah sakit dengan lebih dari 50 dokter, koneksi komunikasi berkecepatan tinggi dan bandara dengan landasan pacu sepanjang 3.160 meter untuk melayani apa yang oleh Cina disebut sebagai stasiun cuaca yang dilengkapi dengan radar.

Menurut laporan media pemerintah Cina dalam 27 tahun terakhir, angkatan laut Cina telah mengirim lebih dari 1.000 orang tentara untuk menjaga kawasan terumbu karang tersebut.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement