Rabu 10 Jan 2018 00:53 WIB

Tunawisma Australia Sulit Rasakan Kesejukan Musim Panas

Seorang tunawisma di kota Sydney, Australia meminta uang di jalanan.
Foto: Reuters/Tim Wimborne
Seorang tunawisma di kota Sydney, Australia meminta uang di jalanan.

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Di Australia hari-hari yang gerah di musim panas sudah dimulai dan banyak warga yang mencari kesejukan lewat ruangan dengan mesin pendingin, baik di rumah, bioskop atau pusat perbelanjaan.

Tapi bagi sebagian warga, seperti Daniel, mencari kesejukan bukanlah pilihan. Ia sudah tinggal di jalanan selama 20 tahun. "Kadang-kadang tinggal di jalanan di musim panas bisa sangat buruk, karena tidak ada yang mengizinkan kita masuk ke ruangannya untuk minum air," ujar Daniel kepada program ABC TV, "News Breakfast".

"Mereka menganggap Anda akan memakai toilet untuk menggunakan obat-obatan atau apa pun."

Seorang pria menggunakan topi melihat ke kamera
Daniel sudah menjadi tunawisma di Sydney selama 20 tahun

ABC News: Taryn Southcombe

Sepanjang musim dingin, bantuan berupa selimut, pakaian hangat, dan makanan membuat mereka bisa tidur nyenyak saat suhu turun. Tapi musim panas juga membawa risiko bagi para tunawisma, hal yang diketahui betul oleh Bill Crews dari Exodus Foundation di Sydney.

Masalah-masalah tunawisma yang tinggal di jalanan Australia bisa ditonton disini.

"Rata-rata para tunawisma yang makan bersama kita memiliki empat penyakit utama, dan semuanya penyakit kronis,. Setiap perubahan suhu menyebabkan masalah besar ... banyak orang yang kita lihat menderita dari panas," kata Bill.

Menjadi tunawisma adalah hasil dari sejumlah masalah yang kompleks dan seringkali disebabkan pula oleh penyakit kronis. Masalah seperti penyakit jantung, penyakit berkaitan pernafasan, dan diabetes sering diperburuk oleh suhu panas.

Tapi keadaan bisa diperparah, beberapa obat bisa membuat dampak kepanasan menjadi lebih parah. Bill mengatakan saat tunawisma pergi ke ruang publik yang sejuk, seperti pusat perbelanjaan atau perpustakaan, mereka sering kali diminta pindah.

"Mereka memiliki bau yang kurang sedap, jadi mereka bisa membubarkan kerumunan di perpustakaan," katanya.

Exodus Foundation berupaya membantu tunawisma yang tinggal di jalanan selama musim panas dengan menyediakan tempat mandi, deodoran, dan tempat sejuk untuk duduk.

Seorang pria bertopi duduk dan sedang menikmati makanan
Para tunawisma diberi makan oleh yayasan Exodus Foundation. ABC News: Taryn Southcombe

Tanpa atap, mereka juga berisiko terkena sinar matahari yang parah, seringkali menyebabkan heatstroke, kulit terbakar matahari, dan dehidrasi.  Lebih dari 100 ribu warga Australia kehilangan tempat tinggal, menurut Biro Statistik Australia.

Saat cuaca memanas, Bill mengatakan ada beberapa hal yang bisa dilakukan orang untuk membantu para tunawisma, seperti menyumbang pakaian ringan, payung, minuman air atau tabir surya.

"Kami kehabisan tabir surya, menjadi masalah besar untuk memastikan semua orang mendapatkan tabir surya secukupnya. Orang perlu diperlakukan dengan kasih sayang, itulah yang kita butuhkan," katanya.

Simak beritanya dalam bahasa Inggris disini.

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/berita/kesulitan-tunawisma-australia/9314522
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement