Rabu 10 Jan 2018 01:06 WIB

Serang Idlib, Suriah Dinilai Rongrong Solusi Politik

Bus yang terbakar saat perjalanan untuk mengevakuasi warga yang sakit dan terluka setelah mereka di serang dan di bakar di Provinsi Idlib, Suriah 18 Desember 2016.
Foto: SANA via AP
Bus yang terbakar saat perjalanan untuk mengevakuasi warga yang sakit dan terluka setelah mereka di serang dan di bakar di Provinsi Idlib, Suriah 18 Desember 2016.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan pada Selasa bahwa tentara Suriah menyerang pasukan oposisi moderat di Provinsi Idlib dan ini merongrong upaya untuk mencapai solusi politik dari perang tersebut.

Turki telah dengan keras menentang Presiden Suriah Bashar al-Assad selama perang sipil enam tahun di Suriah namun baru-baru ini Turki bekerja sama dengan sekutu Suriah, Rusia dan Iran, untuk terciptanya sebuah resolusi politik dalam konflik tersebut.

Ketiga negara sepakat tahun lalu untuk mendirikan sebuah "zona de-eskalasi" di Provinsi Idlib yang dikuasai oleh oposisi dan wilayah sekitarnya, yang berbatasan dengan Turki, namun pasukan Suriah sejak itu telah melakukan serangan di daerah tersebut.

"Pasukan rezim sedang menyerang oposisi moderat dengan alasan bahwa mereka memerangi Nusra (militan Islam). Sikap ini mengganggu proses penyelesaian politik," kata kantor berita Anadolu yang mengutip pernyataan Cavusoglu kepada wartawan.

"Kelompok yang akan berkumpul di Sochi seharusnya tidak melakukannya ini, "katanya, mengacu pada kota Rusia tempat kongres dialog nasional Suriah akan diadakan pada akhir bulan ini.

Pasukan pemberontak utama di provinsi barat laut Idlib adalah Tahrir al-Sham, yang dipelopori oleh mantan afiliasi Al-Qaeda di Suriah yang dikenal sebagai Nusra Front.

Seorang sumber keamanan Turki mengatakan Ankara sedang memantau perkembangan di Suriah utara dengan seksama namun menambahkan bahwa daerah yang tentara Suriah telah rebut kembali letaknya "kebanyakan berada di luar zona de-eskalasi".

Turki mengatakan telah mengerahkan pasukan ke titik pengamatan di provinsi Idlib utara, sekitar 60 km (40 mil) utara lokasi serangan tentara Suriah.

Sementara Ankara telah melunakkan kritiknya terhadap Assad sejak mulai bekerja sama dengan Rusia, Presiden Tayyip Erdogan bulan lalu menyebut Assad sebagai seorang teroris dan mengatakan bahwa tidak mungkin upaya perdamaian Suriah berlanjut di masanya.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement