REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Pemerintah Swedia melalui duta besarnya untuk PBB mengecam keras rencana AS mencabut bantuan bagi para pengungsi Palestina. Gulf News, Rabu (10/1), melaporkan, Olof Skoog menilai Amerika Serikat (AS) hanya akan menimbulkan guncangan politik dan keamanan di kawasan Timur Tengah bila sampai mewujudkan rencana tersebut.
"Perhatian kami pada stabilitas kawasan (Timur Tengah). Dengan menarik bantuan untuk UNRWA, dampaknya akan sangat buruk. Dampaknya akan terasa tidak hanya bagi lebih dari lima juta orang (pengungsi Palestina), melainkan juga stabilitas kawasan itu," kata duta besar Swedia untuk PBB itu, seperti dikutip Gulf News, Rabu (10/1).
Swedia merupakan satu dari 10 negara yang paling banyak mendonorkan bantuan kepada UNRWA, lembaga PBB yang menangani urusan pengungsi Palestina. Swedia juga adalah negara pertama di Uni Eropa yang mengakui kedaulatan Palestina.
Sebelumnya, duta besar AS untuk PBB Nikki Haley mengungkapkan, pihaknya akan mencabut dukungan dana hingga 125 juta dolar AS dari UNRWA per awal tahun ini. Langkah ini seiring dengan kontroversi pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Sejauh ini, keputusan Presiden AS Donald Trump itu terus menuai kecaman, bahkan dari negara-negara sekutu di Eropa.