REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Pemerintah Rusia mengatakan, basis militernya di Suriah masih memiliki kemampuan untuk melawan serangan yang dilancarkan kelompok milisi. Hal ini diungkapkan setelah pangkalan militer Rusia di Hmeymim, Suriah, diserang milisi menggunakan pesawat nirawak.
"Infrastruktur kontingen dan militer yang tersisa di Hmeymim dan Tartus di Suriah memiliki kemampuan yang diperlukan untuk melawan serangan teroris dan serangan sporadis," ungkap juru bicara kepresidenan Rusia Dmitry Peskov, seperti dilaporkan laman kantor berita Rusia TASS, Selasa (9/1).
Peskov yakin, serangan ke pangkalan militer Rusia masih akan berlangsung. "Semua orang, termasuk presiden, sadar bahwa serangan teroris tidak akan berakhir dalam semalam, tapi akan berlanjut," ujarnya.
Baca juga, AS Kecam Bom Rusia dan Suriah yang Tewaskan Oposisi.
Menurutnya, satu-satunya jalan untuk menstabilkan kembali situasi di Suriah adalah melalui dialog antara perwakilan pemerintah dan kelompok oposisi. "Ini hanya perlu menekankan perlunya meningkatkan upaya penyelesaian politik," ucapnya.
Akhir pekan lalu, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan terdapat 13 pesawat nirawak atau drone yang mencoba menyerang pangkalan udaranya di Hmeymim Suriah. Namun serangan tersebut berhasil digagalkan dengan memanfaatkan misil dan serangan siber.
"Ini pertama kalinya teroris melakukan serangan dengan pesawat nirawak yang diluncurkan dari jarak lebih dari 50 kilometer dengan menggunakan sistem panduan GPS modern," kata juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia tak lama setelah serangan tersebut berlangsung.