Rabu 10 Jan 2018 14:03 WIB

Kemiskinan Pengungsi Suriah Dorong Pernikahan Anak

Anak Suriah di pengungsian
Foto: istimewa
Anak Suriah di pengungsian

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Hampir tujuh tahun memasuki perang saudara Suriah, pengungsi Suriah di negara tetangganya, Lebanon menjadi miskin. Hal ini membuat anak-anak berisiko menjadi pekerja anak dan menikah dini, kata organisasi bantuan, Selasa (9/1).

Sebuah survei baru-baru ini oleh badan anak-anak Perserikatan Bangsa Bangsa UNICEF, Program Pangan Dunia Perserikatan Bangsa Bangsa, dan badan pengungsi, UNHCR menunjukkan pengungsi Suriah di Lebanon sekarang lebih rentan daripada sejak awal krisis.

Berjuang untuk bertahan hidup, lebih dari tiga perempat pengungsi di Lebanon sekarang hidup dengan kurang dari empat dolar AS per hari, menurut survei yang didasarkan pada data yang dikumpulkan tahun lalu.

"Situasi pengungsi Suriah di Lebanon sebenarnya semakin parah - mereka semakin miskin. Mereka hampir tidak bertahan," kata Scott Craig, juru bicara UNHCR di Lebanon kepada Thomson Reuters Foundation.

photo
Anak pengungsi Suriah berusia empat tahun terlelap tidur saat menunggu di perbatasan Yunani-Macedonia. (REUTERS/Ognen Teofilovski)

 

Sekitar 1,5 juta pengungsi yang melarikan diri dari kekerasan di Suriah menyumbang seperempat populasi Lebanon. Pemerintah Lebanon telah lama menghindari mendirikan tempat-tempat pengungsian resmi. Jadi, banyak orang Syria tinggal di permukiman tak layak, bergelut dengan kemiskinan dan terancam pembatasan tinggal atau melakukan pekerjaan legal.

"Pekerja anak dan pernikahan dini merupakan konsekuensi langsung dari kemiskinan," kata Tanya Chapuisat, juru bicara UNICEF di Lebanon dalam sebuah pernyataan.

"Kami khawatir ini (kemiskinan) akan menyebabkan lebih banyak anak-anak yang dinikahkan atau menjadi pencari nafkah daripada bersekolah, "katanya.

Menurut UNICEF, lima persen anak pengungsi Suriah usia antara 5-17 kini bekerja, dan satu dari lima anak perempuan dan perempuan Suriah berusia antara 15 dan 25 tahun sudah menikah.

Juru bicara Norwegian Refugee Council Mike Bruce mengatakan tanpa bantuan kemanusiaan yang cukup dan pekerjaan yang benar keluarga Suriah akan semakin jatuh ke dalam jeratan utang dan lebih banyak lagi bisa beralih ke "mekanisme penanganan negatif" seperti pekerja anak dan pernikahan anak.

Suhu musim dingin di Lebanon juga akan menyulitkan pengungsi. "Pengungsi makin kurang dan kurang mampu mengatasi setiap kesulitan yang mereka hadapi dan cuaca buruk bisa menjadi salah satu kesulitan itu," kata Bruce.

Sebelumnya dilaporkan oleh Xinhua, menurut kelompok pemantau pada Rabu (3/1) Pasukan Pemerintah Suriah telah merebut sebanyak 70 kota kecil dan desa di kubu penting gerilyawan di Suriah Utara selama 75 hari terakhir. Pertempuran sengit telah berkecamuk sejak militer Suriah melancarkan serangan di pinggir utara Provinsi Hama di Suriah Tengah dan pinggir selatan Provinsi Idlib, yang berdekatan di bagian barat-laut Suriah terhadap kelompok yang memiliki hubungan dengan Alqaidah, Komite Pembebasan Levant (LLC) dan gerilyawan lain yang bersekutu.

Observatorium Suriah bagi Hak Asasi Manusia mengatakan pasukan pemerintah melancarkan pemboman sengit terhadap posisi gerilyawan di pinggir selatan Idlib di tengah cuaca buruk di wilayah tersebut.

Pada Desember, kantor berita resmi Suriah SANA melaporkan pasukan Suriah membuat kemajuan dalam perang di pinggir Hama dan Idlib dengan tujuan mengalahkan LLC, di segi tiga wilayah pinggiran antara Provinsi Hama, Idlib dan Aleppo Suriah Utara.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement