REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Pemerintah Turki meminta Iran dan Rusia menuntaskan tanggung jawab mereka di Suriah. Komitmen itu diminta Turki menyusul serangan yang dilakukan rezim Bashar al-Assad ke kota Idlib di bagian barat laut negara tersebut.
"Iran dan Rusia seharusnya memebuhi tanggung jawab mereka untuk menjamin kedaulatan negara," kata Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu seperti dikutip Anadolu Agency, Rabu (10/1).
Cavusoglu mengatakan, tentara Bashar al-Assad melakukan berbagai sernagan kepada kelompok oposisi moderat dengan memerangi kelompok teroris Al-Nusra. Dia mengatakan, Iran dan Rusuia seharusnya dapat meluncurkan serangan udara guna menghentikan rezim tersebut.
Cavusoglu menegaskan, jika memang ada organisasi teroris dikawasan tersebut, lokasi mereka seharusnya sudah dapat dideteksi. Operasi militer yang didukung penuh dengan intelejen diperlukan untuk menangkal serangan teroris tersebut.
Sementara, Kementerian Luar Negeri Turki sempat memanggil duta besar Iran dan Rusia. Pemanggilan yang dilakukan pada Kamis pekan lalu itu terkait serangan yang dilakukan Bashar al-Assad tersebut.
Sebelumnya, tentara Suriah menyerang pasukan oposisi moderat di Provinsi Idlib pada Selasa lalu. Cavusoglu menilai serangan itu merupakan upaya untuk mencapai solusi politik dari perang tersebut.
Turki dengan keras menentang Presiden Bashar al-Assad dalam perang sipil tersebut. Turki belakangan bekerja sama dengan sekutu Suriah, Rusia dan Iran, untuk terciptanya sebuah resolusi politik dalam konflik tersebut.
Ketiga negara sepakat tahun lalu untuk mendirikan sebuah "zona de-eskalasi" di Provinsi Idlib yang dikuasai oleh oposisi dan wilayah sekitarnya, yang berbatasan dengan Turki, namun pasukan Suriah sejak itu telah melakukan serangan di daerah tersebut.