REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Pangeran Arab Saudi Abdullah bin Saud bin Mohammad dilaporkan telah mencela penangkapan terhadap 11 pangeran lainnya di Riyadh pekan lalu. Menurut laporan yang beredar, mereka ditangkap karena mengeluh pemerintah Saudi tidak lagi membayarkan tagihan listrik mereka.
Penangkapan tersebut diumumkan sebagai bagian dari langkah penghematan yang diambil pemerintah Saudi terkait dengan dampak finansial akibat jatuhnya harga minyak dunia. Kelompok pangeran tersebut juga menuntut kompensasi untuk sepupu mereka yang dijatuhi hukuman mati pada 2016.
Dan kini para pangeran yang protes itu telah dibawa ke sebuah penjara dengan keamanan maksimal. Penangkapan itu mencerminkan pendirian keras Putra Mahkota Mohammad bin Salman untuk mendorong langkah-langkah penghematan, lapor NPR.
Pangeran Abdullah diduga tidak setuju. Dalam klip audio yang viral di media sosial, dia mengatakan semua adalah kejadian yang telah disiapkan. Dia menggambarkan para pangeran yang ditangkap sebagai pemuda terbaik di negaranya, dan bersikeras tidak mungkin mereka menolak perintah para penguasa.
"Mereka sudah sampai di istana menemani kerabat mereka yang dipanggil untuk ditanyai tentang pekerjaan sebelumnya. Setibanya di sana, mereka dicegah masuk bersama kerabatnya itu dan pertarungan fisik singkat dengan para penjaga terjadi," demikian yang dikatakan dalam klip suara tersebut, dikutip Breitbart, Kamis (11/1).
Abdullah menyerukan tuduhan terhadap 11 pangeran itu palsu dan tidak masuk akal, dan mengatakan mereka digambarkan secara tidak adil sebagai sosok hedonis yang sangat peduli dengan uang dan kesenangan dunia. Rekaman tersebut berlangsung hampir enam menit.
Sehari setelah dia menyerukan tuduhan di depan umum, dia langsung dipecat dari jabatannya sebagai Presiden Federasi Olahraga Laut Saudi, dan digantikan oleh seorang perwira militer. Padahal dia baru saja dilantik pada Oktober tahun lalu sehingga praktis dia hanya menjabat selama tiga bulan.
Financial Times menyebutkan penangkapan ke-11 pangeran itu merupakan sikap keras Putra Mahkota terhadap perbedaan pendapat saat dia mengonsolidasikan kekuatannya sejak promosinya menjadi pewaris pada Juni tahun lalu. Mereka yang ditahan karena memprotes tentang perubahan subsidi adalah keturunan Pangeran Saud al-Kabeer, sepupu pendiri kerajaan yang cabang keluarga kerajaannya luas dan tidak memiliki hubungan langsung dengan (pewaris) takhta. Cabang itu, bagaimanana pun, termasuk pangeran senior seperti pendiri kelompok perusahaan produksi susu Almarai dan mantan wakil menteri.
Jaksa Agung Saudi Sheikh Saud al-Mojeb menegaskan 11 pangeran tersebut ditahan karena mereka menolak meninggalkan daerah tersebut dan mengganggu ketertiban publik saat mereka melakukan aksi protes di istana. "Semua orang sama dan siapa pun yang tidak mematuhi peraturan akan bertanggung jawab siapa pun dia," kantor jaksa agung menyatakan.