REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Sejumlah penipu telah menggunakan nama domain (alamat situs untuk mengidentifikasi server) Pemerintah Australia Selatan (SA) sebagai bagian dari ‘email phishing’ atau penipuan lewat surat elektronik yang dirancang untuk mendapatkan rincian pribadi orang.
Email penipuan tersebut mengaku berasal dari sebuah lembaga Inggris, Skema Kompensasi Jasa Keuangan (FSCS), dan mengatakan orang yang menerima email tersebut memiliki dana sebesar 3,2 juta dolar AS atau setara Rp 43 miliar dalam bentuk dana yang tidak diklaim.
"Skema ini mencakup deposito, pembayaran luar negeri dan lokal yang ditangguhkan, undian lotre yang tidak diklaim, klaim kompensasi, pembayaran warisan, polis asuransi, percaloan asuransi, investasi dan pengaturan hipotek."
Alamat email pengirimnya adalah [email protected], yang mencakup nama domain yang digunakan oleh pegawai pemerintah negara bagian Australia Selatan dan departemennya.
Seorang juru bicara Pemerintah SA mengatakan, alamat email itu bukan milik Pemerintah SA, dan penipu yang dimaksud tidak menggunakan rekening, sistem atau infrastruktur Pemerintah untuk melakukan penipuan. Juru bicara tersebut mengatakan penggunaan alamat palsu itu mirip dengan seseorang yang meletakkan logo pemerintah pada email atau surat.
Sementara itu, pada akhir tahun lalu, lembaga FSCS memperingatkan masyarakat tentang penipuan yang dilakukan atas nama lembaganya, dengan mengatakan mereka tidak asli, dan FSCS tidak mendekati orang dengan cara ini. Juru bicara Pemerintah SA menyarankan publik segera menghapus email dari orang-orang yang tidak Anda kenal, dan dari agensi atau bisnis yang tidak Anda setujui untuk menerima email mereka.
Simak beritanya dalam Bahasa Inggris disini.