REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Presiden AS Donald Trump mengatakan dia mungkin telah menjalin hubungan yang sangat baik dengan pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un. Pernyataannya ini mengisyaratkan perubahan nada setelah sebelumnya ia sering bertengkar dengan Kim mengenai program nuklir dan rudal Pyongyang.
Trump pernah mencemooh Kim dengan kata 'maniak' dan menyebutnya 'manusia roket kecil'. Kim kemudian menanggapinya dengan menyebut presiden AS itu sebagai 'orang tua gila AS.'
"Saya mungkin memiliki hubungan yang sangat baik dengan Kim Jong-un. Saya menjalin hubungan dengan siapapun. Saya pikir orang-orang akan terkejut," kata Trump, dalam sebuah wawancara dengan The Wall Street Journal, Kamis (11/1).
Ketika ditanya apakah dia telah berbicara dengan Kim, Trump mengatakan kepada surat kabar itu, ia tidak ingin berkomentar mengenai hal tersebut. "Saya tidak mengatakan saya telah melakukan kontak atau tidak, saya hanya tidak ingin berkomentar," ujar Trump.
Dalam wawancara itu, Trump mengatakan cicitannya yang agresif di akun Twitter pribadinya adalah bagian dari strategi yang lebih luas. Pada November lalu, dalam perjalanan menuju Vietnam, Trump juga pernah mengatakan berteman dengan Kim mungkin akan menjadi hal yang aneh tapi itu sebuah kemungkinan.
"Anda akan melihat saya sering (agresif) seperti itu. Dan tiba-tiba seseorang telah menjadi teman baik saya. Saya dapat memberimu 20 contoh. Saya orang yang sangat fleksibel," jelasnya.
Menurutnya, keputusan AS dan Korea Selatan (Korsel) untuk menunda latihan militer sampai selesai Olimpiade Musim Dingin bulan depan di Korsel, akan mengirimkan pesan yang baik ke Korut.
Korut dan Korsel telah mengadakan pembicaraan pertama mereka dalam dua tahun pada Selasa (9/1) lalu. Trump mengatakan dalam sebuah konferensi pers di Washington pada Rabu (10/1), AS bersedia berbicara dengan Pyongyang dalam situasi yang tepat.
Kim sebelumnya telah memperingatkan AS, dia bermaksud untuk membangun sebuah gudang senjata nuklir yang mampu menargetkan AS. Ancaman ini akan memicu tindakan militer dari Washington.
Dalam sebuah pidato pekan lalu, Kim juga mengatakan tombol nuklir selalu ada di mejanya. Pernyataan Kim mendorong Trump untuk menanggapi dalam sebuah cicitan, bahwa tombol nuklirnya jauh lebih besar dan lebih kuat daripada milik Korut.