REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dilaporkan menggunakan bahasa-bahasa kasar untuk menggambarkan negara-negara asing. Hal itu terjadi dalam sebuah pertemuan di Oval Office, atau tempat kerja resmi pemimpin negara adidaya tersebut.
Menurut Senator AS dari Partai Demokrat, Dick Durbin, Trump menggunakan bahasa dengan unsur rasis. Di antaranya mengenai warga Haiti dan beberapa lainnya juga disebut dengan cacian shitholes untuk sejumlah negara di Afrika. "Saya tidak percaya bahwa dalam sepanjang sejarah Gedung Putih ada seorang Presiden AS yang mengatakan kata-kata kasar dan ini saya dengar sendiri," ujar Durbin pada Jumat (12/1).
Trump mengatakan kata-kata kasar dalam pertemuan dengan anggota parlemen AS pada Kamis (11/1) lalu. Saat itu pembicaraan mengenai masalah imigrasi dilakukan.
Salah satunya juga termasuk rencana memberikan tempat tinggal sementara bagi warga dari negara yang terkena bencana alam, epidemi, atau mengalami perang. Namun, Trump seketika menolak ide tersebut dan mengatakan lebih baik mengambil migran dari negara-negara besar seperti Norwegia. "Mengapa AS harus kedatangan orang-orang dari negara terpencil?" ujar Trump mengacu pada negara-negara seperti Haiti, El Salvador, dan Afrika.
Atas laporan tersebut, sejumlah negara menyampaikan kekecewaan atas Trump. Di antaranya Bostwana, serta negara-negara yang tergabung dalam Uni Afrika. Tak ketinggalan Juru Bicara Hak Asasi Manusia PBB Rubert Colville juga menyampaikan komentar. "Kata-kata Trump adalah sesuatu yang mengejutkan dan memalukan, ini adalah sebuah tindakan rasis," jelas Colville dilansir BBC.
Asosiasi nasional untuk Kemajuan Orang Berwarna (NAACP) di AS mengatakan bahwa Trump telah memperburuk rasisme serta xenophobia di negara itu. Kemudian anggota parlemen juga mengatakan bahwa pria berusia 71 tahun itu benar-benar ingin membuat tak ada warga selain kulit putih berada di sana.
Sementara itu, Trump menyatakan bahwa ia telah menyampaikan hinaan mengenai negara-negara dalam pertemuan di Oval Office. Miliarder itu membantah laporan dari senator Demokrat yang hadir dan menegaskan tak pernah bermaksud menyampaikan kata-kata seperti itu.