REPUBLIKA.CO.ID, SAN SALVADOR -- Pemerintah El Salvador telah melayangkan surat protes resmi kepada Amerika Serikat (AS) atas komentar kasar Presiden AS Donald Trump. Kementerian Luar Negeri El Salvador mengatakan Trump secara implisit menerima penggunaan kata-kata kasar yang merugikan martabat El Salvador dan negara-negara lain.
"Karena ini kami telah melayangkan sebuah nota protes kepada pemerintah AS," kata kementerian tersebut, dalam sebuah pernyataan.
Presiden El Salvador, Salvador Sanchez Ceren, juga menyatakan dia dengan keras menolak komentar Trump, yang telah memicu kemarahan warga negaranya. "Bagi saya, dia orang sakit. Saya tidak tahu kualitas apa yang orang Amerika lihat di dalam dirinya," ujar Ibu Negara El Salvador, Carolina Portillo.
Pemerintah El Salvador mengingatkan kembali peran warga negaranya di AS dalam membantu membangun kembali Pentagon setelah serangan teroris 11 September 2001. Warganya juga membantu merekonstruksi New Orleans setelah Badai Katrina pada 2005.
Dalam sebuah pertemuan dengan anggota parlemen untuk membahas masalah imigran, pada Kamis (11/1), Trump mempertanyakan mengapa AS ingin menerima orang-orang dari Haiti, El Salvador, dan negara-negara Afrika. Sebaliknya menurut dia, AS harus banyak menerima orang-orang dari Norwegia.
Senator dari Partai Demokrat Dick Durbin, yang menghadiri pertemuan di Gedung Putih itu, mengecam penggunaan bahasa kasar Trump, yang berulang kali mengatakan kata "sh*thole". Namun Trump menolak telah menggunakan kata kasar yang memicu banyak pihak untuk menyebutnya sebagai pemimpin yang rasis.
Pertemuan tersebut membahas program Temporary Protected Status (TPS) yang mencakup sekitar 200 ribu warga El Salvador yang tinggal di AS. Awal pekan ini, pejabat AS mengatakan orang-orang El Salvador akan kehilangan hak mereka untuk tetap tinggal di negara itu tahun depan.