Ahad 14 Jan 2018 05:40 WIB

Inggris dan Jerman Kritik Pembangunan Permukiman Israel

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Israr Itah
Ratusan pohon zaitun milik warga Palestian ditebang paksa oleh Israel untuk memperluas proyek permukiman Yahudi
Foto: PALESTINIAN INFORMATION CENTER
Ratusan pohon zaitun milik warga Palestian ditebang paksa oleh Israel untuk memperluas proyek permukiman Yahudi

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Pemerintah Inggris dan Jerman mengkritik keputusan Israel membangun permukiman baru di wilayah Tepi Barat. Kedua negara tersebut menilai, ini akan kian memperumit perundingan damai dan solusi dua negara antara Israel dan Palestina. 

Menteri Inggris untuk Timur Tengah dan Afrika Utara Alistair Burt mengatakan, negaranya mengecam keras keputusan Israel yang hendak membangun permukiman baru di Tepi Barat. "Kami meminta Israel untukmempertimbangkan kembali rencananya," katanya dilaporkan laman Haaretz. 

Pemerintah Jerman pun mengungkapkan keprihatinannya atas keputusan Israel. "Kami mencatat rencana untuk memperluas permukiman Israel di Tepi Barat dengan perhatian perhatian besar," kata Kementerian Luar Negeri Jerman dalam sebuah pernyataan, dikutip laman Anadolu Agency, Sabtu(13/1). 

Kementerian Luar Negeri Jerman menilai, keputusan Israel tersebut akan kian memperumit negosiasi damai dengan Palestina. Hanya solusi dua negara yang dinegosiasikan yang bisa menciptakan keadilan atas klaim sah kedua belah pihak, katanya menambahkan. 

Pada Kamis (11/1) lalu, Israel menyetujui rencana pembangunan ratusan unit rumah baru bagi warga Yahudi di wilayah Tepi Barat yang diduduki. Menurut kelompok anti-permukiman Israel Peace Now, tahun lalu pemerintah Israel menyetujui pembangunan 6.742 unit permukiman barudi Tepi Barat dan Yerusalem Timur. Jumlah tersebut merupakan yang tertinggi sejak 2013. 

Saat ini lebih dari 600 ribu wargaYahudi Israel telah tinggal di permukiman di Tepi Barat dan Yerusalem Timur. Pencaplokan lahan masih terus dilakukan oleh Israel walaupun telah dinyatakan ilegal menurut hukum internasional.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement