REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Hamas, pada Sabtu (13/1), mengatakan tidakakan berpartisipasi dalam pertemuan Dewan Pusat Palestina di Ramallah. Pertemuan yang dijadwalkan digelar pada Ahad (14/1) akan membahas beberapa halterkait perjuangan Palestina, termasuk terkait diakuinya Yerusalem sebagai ibu kota Israel oleh AS.
"Kami telah mengambil keputusan untuk tidakberpartisipasi dalam pertemuan Dewan Pusat (Palestina) di Ramallah," kata Hamas dalam sebuah pernyataan, dikutip laman Al Araby.
Menurut Hamas, pertemuan tersebut tidak akan memungkinkannya melakukan tinjauan politik yang komprehensif dan bertanggung jawab. "Dan akan mencegah keputusan yang mencapai tingkat aspirasi kita," ujarnya.
Keputusan Hamas untuk tidak berpartisipasi dalam pertemuan Dewan Pusat Palestina memang disayangkan. Sebab, hal ini menunjukkan kemunduran lebih lanjut atas kegagalan upaya rekonsiliasi antara faksi-faksi Palestina.
Sebanyak 80 anggota Dewan Pusat Palestina akan menggelar pertemuan pada Ahad (14/1) di Ramallah. Komite Eksekutif Organisasi PembebasanPalestina dilaporkan akan turut berpartisipasi dalam pertemuan tersebut.
Dalam pertemuan ini, Dewan Pusat Palestina akan mengambil beberapa keputusan sulit, antara lain menangguhkan pengakuan terhadap Israel dan menuntutnya di Pengadilan Pidana Internasional. Selain itu, Dewan Pusat Palestina juga akan menyerukan kepada negara-negara Eropa agar mengakui Palestina sebagai negara merdeka dan berdaulat.