REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan Amerika Serikat (AS) telah gagal dalam melemahkan kesepakatan nuklir antara Teheran dan kekuatan dunia.
Dilansir Aljazirah, Ahad (14/1), pernyataan Rouhani tersebut disampaikan hanya beberapa hari setelah Presiden AS Donald Trump mengancam untuk menarik diri dari kesepakatan tersebut.
"Pemerintah AS telah gagal untuk melemahkan kesepakatan nuklir. Trump, terlepas dari upaya berulangnya, telah gagal merongrong kesepakatan tersebut," kata Rouhani dalam pidatonya.
Rouhani pun memuji kesepakatan tersebut sebagai kemenangan jangka panjang bagi Iran. Pada Jumat (12/1) lalu, Gedung Putih menyatakan Trump akan mengesampingkan sanksi terhadap Iran untuk menjaga agar kesepakatan tetap berjalan.
Namun, menurut Gedung Putih, langkah tersebut akan menjadi yang terakhir kalinya kecuali AS dan Eropa mencapai kesepakatan dalam 120 hari ke depan untuk memperkuat kesepakatan tersebut.
"Saya telah menggarisbawahi dua kemungkinan jalan ke depan. Pertama memperbaiki kekurangan kesepakatan, atau AS akan menarik diri," kata Trump menegaskan.
Trump mengatakan, dengan tidak adanya kesepakatan antara kekuatan AS dan Eropa, negeri Paman Sam tidak akan lagi mengesampingkan sanksi agar tetap berada dalam kesepakatan nuklir Iran.
Trump berulang kali mengancam untuk mencabut kesepakatan yang digambarkannya sebagai kesepakatan terburuk yang pernah dinegosiasikan.
Iran telah menyatakan pihaknya tidak akan menerima perubahan apapun terhadap kesepakatan nuklir pada 2015. Trump diharuskan memperbaharui kesepakatan yang ada setiap 120 hari di bawah hukum AS.
Menteri Luar Negeri (Menli) Iran, Mohammad Javad Zarif menuduh Trump putus asa untuk merongrong sebuah kesepakatan multilateral yang solid. Para pemimpin Eropa juga telah mendesak semua pihak untuk terus melaksanakan sepenuhnya kesepakatan ini.