REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Sebuah kapal tanker minyak Iran terbakar dan tenggelam delapan hari setelah bertabrakan dengan sebuah kapal kargo di lepas pantai Cina.
Dilansir The Guardian, Ahad (14/1), sebelum kapal tersebut tenggelam, seorang pejabat Iran mengatakan tidak ada harapan untuk menyelamatkan 30 awak kapal yang hilang tersebut. Sanchi, yang membawa 136 ribu ton minyak mentah ringan dari Iran terbakar sejak bertabrakan dengan CF Crystal, sebuah kapal kargo massal yang terdaftar di Hong Kong, 6 Januari lalu.
Kementerian Transportasi Cina mengatakan Ahad siang waktu setempat kapal tiba-tiba terbakar hebat dan menimbulkan kepulan asap setinggi 800-1.000 meter. Dari gambar yang ditunjukkan Kementerian, kapal tanker tersebut dipenuhi asap hitam tebal. Tidak lama kemudian, kapal tenggelam.
Foto Kementerian Transportasi Cina menunjukkan kapal pemadam kebakaran memadamkan kapal tanker Iran Sanchi di Laut Cina Timur, 10 Januari 2018. (China's Ministry of Transport via AP)
Menurut Kementerian tersebut, pada Sabtu regu penyelamat Cina menemukan kembali kotak hitam kapal tanker tersebut. "Tidak ada harapan menemukan korban selamat di antara anggota kru," kata Juru Bicara tim penyelamat Iran yang dikirim ke Shanghai, Mohammad Rastad.
Rastad mengatakan informasi dari anggota kru Crystal menyebut semua personel di Sanchi telah tewas pada saat kecelakaan pertama terjadi karena ledakan dan pelepasan gas. "Terlepas dari usaha kami, tidak mungkin memadamkan api dan mengevakuasi jasad akibat ledakan berulang dan kebocoran gas," katanya.
Sanchi, yang menuju ke Korea Selatan untuk mengirimkan kargo, memiliki awak 32-30 orang Iran dan dua warga Bangladesh. Sejauh ini hanya tiga mayat yang telah ditemukan.
Advertisement