REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden AS Donald Trump membantah pernyataannya yang mengatakan ia memiliki hubungan yang sangat baik dengan pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un. Pernyataan ini disampaikannya dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Wall Street Journal pada Kamis (11/1).
Trump menuduh Wall Street Journal salah mengutipnya sehingga membuat perbedaan pernyataan yang cukup besar. Dalam akun Twitter pribadinya, Trump mengonfirmasi dalam wawancara dia mengatakan dia mungkin akan menjalin hubungan baik dengan Kim dengan syarat-syarat tertentu.
"Jelas saya tidak mengatakannya. Saya berkata 'Saya akan menjalin hubungan baik dengan Kim Jong-un, perbedaan yang sangat besar. Untungnya kami merekam percakapan dengan reporter dan mereka tahu persis apa yang saya katakan dan maksudkan. Mereka hanya menginginkan sebuah cerita. BERITA PALSU!" tulis Trump, Ahad (14/1).
Gedung Putih telah merilis sebagian rekaman audio dari wawancara tersebut. Sementara, Wall Street Journal juga merilis rekaman audionya sendiri yang menurutnya merupakan versi asli dari wawancara itu.
Komentar Trump dalam wawancara ini sangat penting karena menunjukkan adanya kontak langsung antara kedua pemimpin yang telah saling bertukar ancaman dan penghinaan itu. Hal ini juga mengisyaratkan adanya pergeseran besar dalam sikap AS dalam melawan Pyongyang karena program nuklir dan rudalnya.
Dalam wawancara dengan Wall Street Journal, Trump ditanya apakah dia telah berbicara dengan pemimpin Korut. "Saya tidak ingin mengomentarinya. Saya tidak mengatakan saya telah berbicara atau belum. Saya hanya tidak mau berkomentar," kata Trump.
Seorang pejabat Gedung Putih mengatakan mereka menunda memperdebatkan secara terbuka masalah ini agar Wall Street Journal bisa memperbaiki laporannya. "Alasan ada penundaan adalah karena kami memiliki beberapa kontak dengan WSJ, mulai Jumat pagi, meminta mereka melakukan koreksi, tapi mereka menolak dan oleh karena itu kami memberikan klarifikasi kami sendiri," kata pejabat tersebut.
Trump telah mencemooh Kim dengan menyebutnya 'maniak' dan memanggil dia 'manusia roket kecil.' Kim kemudian menanggapi Trump dengan memanggilnya 'orang tua gila.' Ketakutan akan timbulnya perang telah sedikit mereda setelah Korut dan Korea Selatan (Korsel) melakukan pertemuan pertama dalam dua tahun terakhir pekan lalu. Korut mengatakan akan berpartisipasi dalam Olimpiade Musim Dingin di Korsel pada Februari mendatang.