Selasa 16 Jan 2018 15:27 WIB

Warga Protes Rencana Pembangunan Masjid

Rep: umi nur fadhilah/ Red: Esthi Maharani
Masjid di Amerika
Foto: Onislam.net
Masjid di Amerika

REPUBLIKA.CO.ID, Sejumlah warga di suatu perumahan di Kota Carmel protes dengan rencana pembangunan sebuah masjid di daerahnya. Para warga menuntut yayasan Muslim yang menaungi rencana pembangunan masjid agar mencari lokasi pembangunan lain.

Dilansir dari WBIR Channel 10 pada Selasa (16/1), pemimpin Muslim di Al Salam Foundation mengatakan tak mudah menemukan tempat baru di pinggiran kota kelas atas Indianapolis. Bahkan, untuk menemukan lokasi di perumahan itu, butuh waktu lima tahun.

"Sedikit penjual (tanah) yang bersedia bekerja sama dengan kami untuk membangun masjid," kata Presiden Al Salam Foundation, Nadeem Ikhlaque. Sebab, ia menjelaskan, beberapa orang yang berniat menjual tanah mengatakan lahan tersebut tak dijual untuk Muslim.

Al Salam Foundation mengajukan rencana membangun sebuah masjid setinggi 28 ribu kaki persegi. Yayasan berencana memberi nama Islamic Life Centre pada masjid itu. Namun, lokasi yang dipilih berada di area perumahan. Penolakan berujung pada kemungkinan pengembalian tanah yang terjual seharga 700 ribu dolar AS ke lingkungan tersebut.

Kelompok Muslim itu telah berupaya mendapat persetujuan Carmel Board of Zoning Appeals untuk izin menggunaan bangunan khusus. Namun, pemilik tanah khawatir terhadap lalu lintas, cahaya, kebisingan, dan penurunan potensi nilai jual tanah.

Sekitar sepekan lalu, sebelum dewan zonasi membahas rencana pembangunan masjid, Al Salam Foundation mengadakan pertemuan masyarakat di Gereja Kristen Carmel. Pertemuan yang dihadiri sekitar 100 orang itu menjelaskan dan menjawab berbagai pertanyaan dan kekhawatiran masyarakat setempat.

Ikhlaque menanggapi berbagai kekhawatiran yang diterimanya dari warga. Ia bahkan meninggalkan nomor kontak yang bisa dijadikan tempat mengadu apabila ada gangguan konstruksi.

"Saya akan bertanggung jawab penuh secara pribadi, dan saya akan bertanggung jawab penuh sebagai presiden (yayasan)," ujar Ikhlaque.

Yayasan setuju menurunkan kubah masjid dari rencana awal, sehingga tingginya hanya 35 kaki. Pintu masuk dari jalan utama, sehingga lalu lintas tidak akan dialihkan ke lingkungan sekitar. Ikhlaque juga berharap nilai rumah di daerah tersebut meningkat karena masjid menciptakan lebih banyak permintaan dari umat Islam yang ingin tinggal dekat dengan masjid mereka.

Seorang warga mengeluh, ia berencana menghabiskan tabungannya untuk berapa di rumahnya. ia merasa adanya masjid akan mengganggu privasinya. Pengacara warga dari Zionsville Ind, Mike Andreoli, mengkritik Al Salam Foundation karena menunggu sampai seminggu sebelum pemungutan suara untuk menjangkau masyarakat. Dia mempertanyakan apakah kelompok tersebut berencana mengembangkan masjid hingga sembilan hektar dengan membeli lahan sekitarnya. Para pemimpin Al Salam Foundation menegaskan tak ada rencana perluasan masjid.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement