REPUBLIKA.CO.ID, QALQILIYA -- Seorang pemuda yang bentrok dengan tentara Israel di wilayah Qalqiliya, pada Senin lalu (15/1), akhirnya tewas. Pemuda Palestina berusia 28 tahun yang bernama Ahmad Abd al-Jaber Muhammad Salim ditembak tentara Israel.
Ahmad Abd al-Jaber Muhammad Salim merupakan seorang mahasiswa di Universitas Terbuka al-Quds di Qalqiliya dan sekretaris blokade Front Demokratik untuk Pembebasan Palestina (DFLP). Ia pernah menjadi tahanan tentara Israel sebelum akhirnya dibebaskan.
"Salim mengalami luka kritis di kepala dengan peluru hidup saat bentrokan di kampung halamannya di Jayyous sebelum dia menyerah karena terluka parah," ungkap saksi mata dilansir Maan News, Selasa (16/1).
Saksi mata mengatakan kepada Ma'an bahwa tentara Israel melepaskan tembakan ke arah Salim dari jarak kurang dari 20 meter. Tentara Israel pun mencegah ambulans Palestina menjangkau dia dengan menembakkan gas air mata ke ambulans dan paramedis.
Tak lama setelah Salim tertembak, pasukan Israel kemudian menutup jalan utama di Qalqiliya. Sementara pemuda Palestina melemparkan batu ke kendaraan tentara Israel dan para pemukim Israel di jalan yang melewati kota terdekat Azzun.
Front Demokratik untuk Pembebasan Palestina di Qalqaliya menyampaikan belasungkawa mereka kepada keluarga Salim. Sekaligus menegaskan insiden tersebut adalah kejahatan lain yang ditambahkan ke dalam daftar kejahatan yang dilakukan oleh Israel.
Salim adalah mantan tahanan yang masa kecilnya selama tiga tahun dihabiskan di penjara Israel. Ia akhirnya dibebaskan pada 2016. Tak lama setelah dia dibebaskan, dia mendaftar di universitas untuk melanjutkan studinya yang terganggu ketika di penjara.
Namun akhirnya ajal menjemput Salim bersama keempat pemuda Palestina lainnya yang juga tertembak oleh pasukan Israel sejak awal 2018 ini.