REPUBLIKA.CO.ID,RAMALLAH -- Seorang warga Palestina tewas akibat serangan oleh angkatan bersenjata Israel di kota Jenin di Tepi Barat yang diduduki pada Rabu malam. Pejabat Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan korban bernama Ahmed Jarrar, seorang anggota Hamas dan putra seorang komandan senior Hamas, Naser Jarrar, yang dibunuh oleh pasukan Israel pada 2002.
Pejabat Israel menolak untuk mengomentari insiden ini. Warga Jenin mengaku masih bisa mendengar suara tembakan pada Kamis dini hari.
Pasukan Israel telah melakukan pencarian terhadap pembunuh Rabi Raziel Shevah, seorang penduduk permukiman Yahudi di dekat kota Nablus, Palestina. Ia ditembak di mobilnya dalam sebuah serangan pada 9 Januari.
Ketegangan di wilayah tersebut telah meningkat sejak Presiden AS Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Setidaknya 18 warga Palestina dan satu orang Israel telah terbunuh sejak saat itu.
Keputusan Trump ini melanggar kebijakan AS yang telah berlangsung puluhan tahun. Hal ini membuat marah orang-orang Palestina, yang berusaha menciptakan sebuah negara merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibukota negara. Palestina juga menginginkan Tepi Barat dan Jalur Gaza yang diduduki Israel menjadi bagian dari negara Palestina.
Israel merebut wilayah-wilayah tersebut dalam Perang Timur Tengah 1967 dan mencaplok Yerusalem Timur dalam sebuah langkah yang tidak diakui secara internasional. Israel mengatakan seluruh kota adalah abadi dan tak dapat dibagi. Pengumuman Trump memicu demonstrasi dan bentrokan kekerasan di Tepi Barat dan di sepanjang perbatasan Israel-Gaza.
Perundingan damai yang dipimpin AS antara Israel dan orang-orang Palestina terhenti pada 2014. Tawaran oleh administrasi Trump untuk memulai kembali perundingan tersebut tidak menunjukkan tanda-tanda kemajuan yang nyata. Wakil Presiden Mike Pence akan mengunjungi wilayah ini dari 20 sampai 23 Januari mendatang.