REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Pertempuran di Provinsi Idlib di bagian barat-laut Suriah dalam satu bulan belakangan membuat lebih dari 200 ribu orang meninggalkan rumah mereka.
"Kantor PBB Urusan Kemanusiaan dan Koordinasi PBB terkejut dengan laporan yang terus mengalir mengenai pertempuran di Idlib," Suriah, kata juru bicara PBB Stephane Dujarric pada Kamis (18/1).
Menurutnya, lebih dari 200 ribu orang menjadi pengungsi di daerah itu sejak 15 Desember.
Pertempuran tersebut telah mempengaruhi prasarana sipil, terutama instalasi medis. "Kita menyaksikan rakyat seringkali sampai dua kali kehilangan tempat tinggal," ujarnya.
Ia melanjutkan, ada laporan bahwa serangan antara 5 dan 8 Januari membuat tiga instalasi utama perawatan kesehatan tak bisa beroperasi. "Dua ambulans dilaporkan hancur dan seorang dokter cedera akibat ledakan di sekitar Beir Jia'an."
Baca juga, Oposisi: Rezim Suriah tak Hormati Kehidupan Manusia.
Ia mengingatkan semua pihak mengenai kewajiban mereka tentang perlunya melindungi warga dan prasarana sipil, termasuk instalasi medis dan pekerja medis. Hal itu sebagaimana diharuskan oleh hukum hak asasi manusia dan hukum kemanusiaan internasional.
Juru Bicara PBB mengatakan Wakil Utusan Khusus PBB buat Suriah Ramzy Ezzeldin Ramzy berada di Ibu Kota Suriah, Damaskus, tempat ia pada Kamis bertemu dengan Wakil Menteri Luar Negeri Suriah Feysal Mekdad.
Karena alasan logistik, pertemuan khusus PBB akan diselenggarakan di kompleks PBB di Wina, Austria