Jumat 19 Jan 2018 11:05 WIB

Israel Bangun Tembok Bawah Tanah

Tembok untuk mencegah serangan mendadak Hamas

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Teguh Firmansyah
Laki-laki Palestina melintas disamping tembok pemisah Israel dalam perjalanan mereka untuk shalat Jumat di Masjid Al Aqsa di Yerusalem, Jumat (10/8). (Majdi Muhammad/AP)
Laki-laki Palestina melintas disamping tembok pemisah Israel dalam perjalanan mereka untuk shalat Jumat di Masjid Al Aqsa di Yerusalem, Jumat (10/8). (Majdi Muhammad/AP)

REPUBLIKA.CO.ID, REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Israel mengumumkan rencananya untuk membangun tembok bawah tanah di perbatasan dengan Gaza, pada Kamis (18/1). Menurut pejabat militer Israel, tembok ini akan selamanya menghentikan serangan terowongan Hamas ke wilayah Israel.

Tembok beton bawah tanah senilai 695,1 juta dolar AS ini akan dibangun sejauh 40 mil di sepanjang perbatasan Israel-Gaza. Tembok tersebut akan menjadi tembok perbatasan bawah tanah pertama di dunia.

Pembangunannya dimaksudkan untuk mencegah Hamas dan kelompok militan Islam lainnya menggunakan terowongan dan meluncurkan serangan mendadak ke wilayah Israel selatan. Pasukan Pertahanan Israel (IDF) telah menghancurkan tiga terowongan dari Gaza dalam tiga bulan terakhir.

Seorang pejabat senior IDF mengatakan, dia yakin setelah pembangunan tembok bawah tanah selesai, terowongan tidak lagi menjadi ancaman. Namun ia menolak mengungkapkan seberapa dalam tembok akan dibangun, meski diyakini kedalamannya akan sampai 100 meter dari permukaan tanah di beberapa lokasi.

Tembok tersebut diperkirakan pembangunannya akan selesai dalam waktu dua tahun. Sejauh ini, Israel baru menyelesaikan pembangunan tembok sejauh kurang dari tiga mil.

Tembok akan dilengkapi dengan sensor bawah tanah yang akan membantu mendeteksi terowongan baru. Selain itu, pagar setinggi 9 meter juga akan dibangun guna mencegah penyeberangan di atas permukaan.

Pembangunan tembok ini berlangsung hanya beberapa puluh meter dari perbatasan Gaza dan juga berada dalam jangkauan penembak jitu dari pos pengamatan Hamas di Gaza. Namun pejabat Israel mengatakan Hamas tidak berusaha mengganggu pembangunan karena takut akan serangan balasan Israel.

Pekerja konstruksi banyak yang memakai rompi antipeluru dan helm saat mereka berkeliling di lokasi konstruksi. Militer Israel telah membangun lima pabrik beton di sepanjang perbatasan yang didedikasikan sepenuhnya untuk membuat beton bagi tembok bawah tanah.

Tembok bawah tanah ini dibangun menggunakan teknik konstruksi serupa dengan yang digunakan untuk pondasi gedung pencakar langit atau tempat parkir bawah tanah yang besar. Para pekerja menggali jauh ke dalam bumi dan menjatuhkan tumpukan logam besar di sekitar tempat mereka menuangkan beton setebal satu meter.

Para pekerja bekerja selama enam hari dalam sepekan, dengan memperpanjang dinding bawah tanah sekitar 10 meter sehari, dan berhenti sejenak untuk istirahat pada Sabtu. Hamas juga selama ini diyakini memiliki operasi penggalian terowongan yang intens di Gaza. "Orang-orang kita beristirahat pada Sabtu, orang-orang mereka beristirahat pada Jumat," kata seorang pejabat Israel, dikutip The Telegraph.

Israel telah dihantui oleh ancaman terowongan bawah tanah sejak Juni 2006. Saat itu pejuang Palestina bermunculan dari terowongan di dekat perbatasan Mesir dan menewaskan dua tentara Israel serta menangkap yang lain.

Mereka menahan seorang tentara yang ditangkap bernama Gilad Shalit, selama lima tahun, sebelum membebaskannya sebagai alat tukar atas pembebasan lebih dari 1.000 orang Palestina yang dipenjara di Israel. Selama perang Gaza 2014, pasukan Hamas juga menggunakan terowongan untuk melakukan penyergapan dan membunuh lima tentara Israel.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement