REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Sembilan warga Suriah tewas membeku saat menyeberang ke Lebanon ketika badai es menerjang jalur penyelundupan di pegunungan dekat pos perbatasan dengan Suriah. Demikian keterangan tentara Lebanon pada Jumat (20/1).
"Tentara berhasil menyelamatkan enam orang lain dari dekat perbatasan Masnaa, yang salah satunya kemudian meninggal di rumah sakit," kata pernyataan tentara.
Pasukan tersebut juga menangkap dua warga Suriah dengan tuduhan penyelundupan dan masih mencari orang lain, yang tersesat di salju. Warga Suriah, yang ingin memasuki Lebanon, harus membuktikan kepada pihak berwenang Lebanon bahwa mereka memiliki alasan untuk berada di Lebanon, seperti, kepemilikan rumah, penunjukan kedutaan, atau izin tinggal.
Bagi banyak orang Suriah, yang melarikan diri dari perang di negara mereka, memperoleh izin tinggal atau pekerjaan tidak mungkin dilakukan. Banyak warga Suriah di Lebanon secara ilegal dan terancam ditangkap jika ditemukan petugas.
Lebanon menampung sekitar 1,5 juta pengungsi Suriah pada puncak konflik Suriah, yang sekarang memasuki tahun ketujuh.
Survai baru-baru ini oleh badan anak-anak Perserikatan Bangsa Bangsa UNICEF, Program Pangan Dunia Perserikatan Bangsa Bangsa, dan badan pengungsi, UNHCR menunjukkan bahwa pengungsi Suriah di Lebanon sekarang lebih rentan daripada sejak awal krisis.
Berjuang untuk bertahan hidup, lebih dari tiga perempat pengungsi di Lebanon sekarang hidup dengan kurang dari 4 dolar per hari, menurut survei yang didasarkan pada data yang dikumpulkan tahun lalu.
"Situasi pengungsi Suriah di Lebanon sebenarnya semakin parah - mereka semakin miskin. Mereka hampir tidak bertahan," kata Scott Craig, juru bicara UNHCR di Lebanon, kepada Thomson Reuters Foundation.
Baca juga, AS Kecam Bom Rusia dan Suriah yang Tewaskan Oposisi.
Sekitar 1,5 juta pengungsi yang melarikan diri dari kekerasan di Suriah menyumbang seperempat populasi Lebanon.
Pemerintah Lebanon telah lama menghindari mendirikan tempat-tempat pengungsian resmi. Jadi, banyak warga Suriah yang tinggal di permukiman tak layak, bergelut dengan kemiskinan dan terancam pembatasan tinggal atau melakukan pekerjaan legal.
"Pekerja anak dan pernikahan dini merupakan konsekuensi langsung dari kemiskinan," kata Tanya Chapuisat, juru bicara UNICEF di Lebanon dalam sebuah pernyataan kepada Thomson Reuters Foundation.