Selasa 23 Jan 2018 12:55 WIB

Menlu: Dukungan TNI dan BIN Penting dalam Pelepasan Sandera

Pembebasan ini adalah hasil orkestra kemitraan yang sangat harmonis.

Rep: Marniati/ Red: Gita Amanda
Menlu Retno LP Marsudi
Foto: ANTARA
Menlu Retno LP Marsudi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi menyinggung pentingnya peran dan dukungan TNI serta BIN dalam upaya pembebasan dua sandera Warga Negara Indonesia (WNI) dari Filipina Selatan. Menurutnya pembebasan ini adalah hasil orkestra kemitraan yang sangat harmonis di antara berbagai instansi pemerintahan.

"Khususnya dengan TNI dan BIN", ujar Menlu Retno dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Selasa (23/1).

Pernyataan ini disampaikan Menlu Retno saat serah terima La Utu bin Raali dan La Hadi bin La Adi, yang baru terbebas dari penyanderaan di Filipina Selatan 19 Januari 2018 lalu, kepada istri masing-masing yang didatangkan secara khusus oleh Kemlu dari Sandakan, Sabah, Malaysia. Serah terima tersebut berlangsung di Kementerian Luar Negeri pagi ini.

 

"8 November 2016, tiga hari setelah kejadian, saya mengunjungi Ibu berdua di Sandakan untuk menyampaikan komitmen Pemerintah guna mengupayakan pembebasan Pak La Utu dan Pak La Hadi. Hari ini saya memenuhi janji Pemerintah. Saya serahkan suami masing-masing dalam keadaan sehat wal afiat. Terima kasih atas kepercayaan, dukungan dan kerja samanya kepada kami," pesan Menlu Retno kepada istri La Utu dan La Hadi.

 

La Utu dan La Hadi adalah WNI yang bekerja sebagai nelayan di kapal penangkap ikan di Sabah, Malaysia. Keduanya diculik dan disandera oleh kelompok bersenjata di Filipina Selatan pada 5 November 2016. Keduanya berhasil dibebaskan pada 19 Januari 2018 lalu.

 

Sejak 2016 sebanyak 32 WNI disandera di Filipina Selatan. 29 WNI sudah dibebaskan dan tiga WNI lainnya masih disandera kelompok penyandera yang berbeda. Pemerintah akan terus upayakan pembebaskan tiga WNI tersebut.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement