REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) James Mattis ingin memperdalam hubungan pertahanan dan kerja sama maritim dengan Indonesia. Menurutnya, Indonesia adalah negara strategis di kawasan dan perannya dibutuhkan dalam menyelesaikan sengekat di Laut Cina Selatan.
Menjelang pertemuannya dengan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi pada Senin (22/1) di Jakarta, Mattis meningkatkan kemungkinan kerja sama maritim yang lebih erat dengan Indonesia. Sebab ia menilai Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas karena tercatat memiliki lebih dari 17 ribu pulau dengan jangkauan strategis maritim.
"Ini adalah kemitraan yang strategis," kata Mattis. Kami akan melanjutkan usaha kami untuk memperluas kerja sama maritim, tapi juga mendukung Indonesia sebagai semacam titik tumpu antara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik," ujar Mattis.
AS diketahui memiliki perhatian tersendiri terkait isu atau sengketa klaim di Laut Cina Selatan. Hal ini karena AS menilai Laut Cina Selatan merupakan jalur perdagangan yang potensial dan strategis. Selama ini AS pun cukup lantang menyuarakan protes terhadap Cina karena membangun pulau reklamasi di perairan tersebut.
Pada Juli 2017, Indonesia telah mengubah nama zona ekonomi eksklusifnya di Laut Cina Selatan menjadi Laut Natuna Utara. Keputusan ini dipandang sebagai tindakan perlawanan yang signifikan terhadap ambisi teritorial Cina di Laut Cina Selatan.
Setelah berkunjung ke Indonesia, Mattis dikabarkan akan bertolak ke Vietnam. Sama dengan AS, Vietnam merupakan negara yang cukup vokal menentang klaim Cina di Laut Cina Selatan.