Rabu 24 Jan 2018 10:26 WIB

Populasi Israel di Tepi Barat Naik 3,4 Persen di 2017

Jumlah warga Israel tumbuh rata-rata dua persen per tahun di Tepi Barat.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Gita Amanda
Desa Jabal al-Baba di Tepi Barat, Palestina yang terancam diusir paksa Israel.
Foto: Aljazirah
Desa Jabal al-Baba di Tepi Barat, Palestina yang terancam diusir paksa Israel.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Dewan Yesha, organisasi utama yang mewakili pemukiman, menyatakan populasi kaum Yahudi di Tepi Barat yang diduduki Israel telah tumbuh sebesar 3,4 persen menjadi 435.708 pada 2017. Angka-angka tersebut mengecualikan sekitar 200 ribu orang Israel yang tinggal di wilayah yang diduduki dan dicaplok di Yerusalem timur.

Jumlah keseluruhan warga Israel telah tumbuh rata-rata dua persen per tahun. "Pemerintah mengumumkan pembangunan di Yudea dan Samaria, tapi kami tidak melihat hasilnya di lapangan," kata Dewan Yesha menggunakan istilah alkitab Ibrani untuk Tepi Barat, dilansir dari Arab News, Rabu (24/1).
 
Pada 11 Januari lalu, pengawas pemukiman bernama Peace Now mengatakan, bahwa pihak berwenang menyetujui lebih dari 1.100 rumah baru di Tepi Barat untuk penduduk Israel. LSM tersebut mengatakan, kebijakan itu dikeluarkan setelah adanya persetujuan dari 6.742 proyek pembangunan pemukim tahun lalu, yang merupakan angka tertinggi sejak 2013.
 
Israel menghadapi kritik tajam dari pemerintahan mantan presiden Amerika Serikat Barack Obama mengenai pembangunan permukiman. Namun, hal itu tidak terjadi di bawah presiden AS saat ini Donald Trump. Pejabat Israel telah berusaha untuk mengambil keuntungan dari hal itu.
 
Dewan Yesha sebagian besar terdiri dari orang-orang Yahudi ultra-Ortodoks, yang bertanggung jawab atas mayoritas penduduk dua permukiman terbesar tersebut. Permukiman itu adalah Modiin Ilit, sebelah barat Ramallah, dengan populasi sebesar 70.119, dan Beitar Ilit, sebelah barat daya Yerusalem, dengan populasi 56.485 jiwa.
 
Yahudi ultra-Orthodox terdiri dari sekitar 10 persen dari keseluruhan populasi Israel. Permukiman terpadat ketiga di Tepi Barat adalah Maaleh Adumim, sebelah timur Yerusalem, dengan populasi campuran sebesar 40.996 orang Yahudi sekuler dan religius.
 
Permukiman Israel dipandang ilegal di bawah hukum internasional dan hambatan utama bagi perdamaian. Sebab dibangun di atas tanah yang dilihat orang-orang Palestina sebagai bagian dari negara mereka di masa depan.
 
Tokoh terkemuka pemerintah sayap kanan Israel, Netanyahu, secara terbuka menentang kenegaraan Palestina.Sekitar 600 ribu pemukim Israel tinggal di Tepi Barat dan mencaplok Yerusalem timur dalam konfrontasi yang acap kali dekat dengan hampir tiga juta orang Palestina.
 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement