Rabu 24 Jan 2018 10:33 WIB

PBB Khawatir dengan Operasi Militer Turki di Afrin

PBB minta akse bantuan kemanusiaan ke Afrin dibuka.

Seorang anggota milisi Kurdi.
Foto: abc
Seorang anggota milisi Kurdi.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Badan Kemanusiaan PBB prihatin terkait pertempuran di Kabupaten Afrin, Suriah. Pertempuran itu semakin memperburuk kondisi kemanusiaan di daerah konflik tersebut.

"Kantor PBB bagi Koordinasi Urusan Kemanusiaan sangat prihatin dengan laporan mengenai pertempuran dan operasi militer di Kabupaten Afrin di bagian barat-laut Suriah di dekat perbatasan Suriah-Turki," kata  Juru Bicara Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, Stephen Dujarric, Selasa (23/1).

Menurut Dujarric, sebanyak 324 ribu orang, termasuk 126 ribu warga yang kehilangan tempat tinggal, bermukim di kabupaten itu. Sejumlah warga sipil dilaporkan telah tewas akibat pengeboman serta pertempuran selama beberapa hari belakangan.

"Meskipun kebanyakan pengeboman telah dilaporkan terpusat di permukiman di dekat perbatasan Suriah-Turki, serangan udara terhadap Afrin dan permukiman sekitarnya juga telah dilaporkan. Kami juga telah menerima laporan mengenai pengeboman lintas-perbatasan dari Suriah ke dalam wilayah Turki," kata Dujarric.

Sebanyak 5.000 orang dari permukiman perbatasan di dekat Kabupaten Afrin dilaporkan telah meninggalkan rumah mereka dan pergi ke desa yang berdekatan. Sebanyak 1.000 orang lagi dilaporkan telah mengungsi ke permukiman di Kota Aleppo.

Pada 20 Januari, pengiriman bantuan PBB lintas-perbatasan dari Turki untuk sementara telah dihentikan akibat situasi keamanan. "Ini telah mempengaruhi 123 truk berisi bantuan PBB, yang terdiri atas makanan, tempat berteduh dan bantuan kesehatan, yang direncanakan untuk Suriah pada pekan ini," kata Dujarric.

"PBB mendesak semua pihak, dan mereka yang memiliki pengaruh atas pihak yang berperang, agar menjamin perlindungan warga sipil, dan mengizinkan akses tanpa halangan yang berkelanjutan oleh semua pihak kemanusiaan."

sumber : Antara/Xinhua
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement