REPUBLIKA.CO.ID, GAZA CITY -- Karyawan badan pengungsi PBB untuk Palestina (UNRWA) menggelar unjuk rasa di Jalur Gaza untuk memprotes pemotongan dana bantuan AS baru-baru ini.
Seperti dilansir Anadolu, Selasa (23/1), pekan lalu, Departemen Luar Negeri AS mengumumkan pihaknya memotong dana bantuan AS sebanyak 65 juta dolar AS.
"Kami menolak upaya untuk memeras UNRWA, yang menyediakan layanan bantuan dasar untuk pengungsi Palestina," kata Kepala Layanan UNRWA, Amir al-Mishal,pada demonstran yang diadakan di luar kantor UNRWA di Jalur Gaza utara.
Ia mengatakan, enam juta pengungsi terancam tak menerima layanan kemanusiaan, seperti kesehatan, pendidikan dan bantuan. Ini merupakan ancaman bagi keamanan dan perdamaian dunia.
UNRWA menyediakan layanan kepada 5,9 juta pengungsi Palestina di wilayah Palestina, Yordania, Lebanon dan Suriah. Total kontribusi AS kepada UNRWA pada 2017 mencapai di atas 350 juta dolar AS.
Pemotongan dana bantuan AS terjadi satu bulan setelah Presiden Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Yerusalem tetap menjadi jantung konflik Israel-Palestina, dengan orang-orang Palestina. Rakyat Palestina berharap bahwa Yerusalem Timur - yang diduduki oleh Israel sejak 1967 - pada akhirnya dapat menjadi ibu kota mereka.