REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Turki mengkritik ancaman penarikan dana bantuan ke badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk pengungsi Palestina (United Nations Relief and Works Agency/UNRWA). Turki mengaku khawatir akan ancaman yang ditebar Presiden AS Donald Trump tersebut.
Melalui pernyataan resmi tertulis, Turki menyebut AS semakin menjauhkan diri dari realita dan dinamika konflik yang terjadi di kawasan. Dia mengatakan, status Yerusalem merupakan komponen mendasar dari proses perundingan damai yang komprehensif dan adil bagi Palestina dan Israel.
"Parameter yang ditetapkan dunia internasional sehubungan berkaitan dengan proses penyelesaian konflik tidak dapat diubah oleh AS," kata Juru Bicara Kementrian Luar Negeri Turki Hami Aksoy seperti dilansir laman Anadolu Agency, Sabtu (27/1)
(Baca: Pemotongan Dana UNRWA Timbulkan Kesulitan)
Dia meminta AS, untuk menghormati tekad kuat masyarakat internasional mengenai masalah konflik yang terjadi di timur tengah terutama resolusi Dewan Keamanan PBB. Dia melanjutkan, penyelesaian konflik merupakan hal yang mendesak.
Presiden Trump mengancam akan menarik dana bantuan kepada UNRWA jika Palestina tak mau melanjutkan negosiasi damai. Penangguhan dana bantuan itu merupakan langkah lanjutan AS setelah memutuskan dan menetapkan sepihak Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.
"Mereka tidak menghormati kami saat menolak kedatangan wakil presiden Mike Pence. Dana bantuan sudah siap tapi uang itu tidak akan cair kecuali mereka mau duduk dan bernegosiasi damai," kata Trump.