Ahad 28 Jan 2018 18:30 WIB

Rusia Adakan Pertemuan untuk Tentukan Masa Depan Suriah

Pertemuan ini bertujuan untuk mengakhiri perang yang telah berlangsung di Suriah.

Rep: Fira Nursyabani/ Red: Winda Destiana Putri
Suriah
Suriah

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW - Rusia akan mengadakan pertemuan yang akan membahas mengenai Suriah di resor Laut Hitam di Sochi pekan depan. Kantor berita RIA melaporkan, dalam konferensi itu Rusia akan meminta rakyat Suriah untuk menentukan masa depan mereka sendiri tanpa tekanan dari luar.

Pertemuan yang ditengahi Moskow ini bertujuan untuk mengakhiri perang yang telah berlangsung selama bertahun-tahun di Suriah.Pertemuan sempat ditunda pada November lalu karena adanya perbedaan di antara calon peserta, termasuk partisipasi dari Kurdi yang ditentang oleh Turki.

Kantor berita RIA yang mengutip rancangan komunike pertemuan tersebut, mengatakan Suriah akan diminta untuk tetap menjadi negara kesatuan. Suriah juga harus segera menyelenggarakan pemungutan suara untuk menentukan masa depan negara.

"Rakyat Suriah secara independen harus menentukan masa depan negaranya secara demokratis dengan cara pemungutan suara," tulis RIA, yang mengutip dokumen itu, pada Sabtu (27/1).

Pertemuan di Sochi sebelumnya direncanakan akan diselenggarakan pada Jumat (26/1) lalu. Namun, pertemuan terpaksa ditunda karena oposisi Suriah menyatakan mereka tidak akan menghadiri pertemuan tersebut.

Mediator Suriah dari PBB Staffan de Mistura dipastikan akan hadir dalam pertemuan ini. Kehadirannya dikonfirmasi langsung oleh juru bicara PBB Stephane Dujarric dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada Sabtu (27/1).

"Sekretaris Jenderal yakin pertemuan di Sochi akan menjadi kontribusi penting bagi proses perundingan intra-Suriah yang telah dihidupkan kembali di bawah naungan PBB di Jenewa," kata Dujarric.

Negara-negara Barat dan beberapa negara Arab percaya pertemuan di Sochi adalah upaya untuk menciptakan proses perdamaian yang berbeda dengan yang telah diupayakan oleh PBB. Pertemuan ini akan meletakkan dasar bagi sebuah solusi yang lebih sesuai untuk Presiden Suriah Bashar al-Assad dan sekutunya, yaitu Rusia dan Iran.

Sembilan putaran perundingan damai yang digagas PBB antara pihak-pihak yang bertikai hanya memberikan sedikit kemajuan untuk mengakhiri perang sipil di negara tersebut. Ratusan warga Suriah dilaporkan tewas dalam perang dan 11 juta lainnya harus mengungsi di dalam atau luar negeri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement