REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Negara Islam didesak memutuskan semua bentuk hubungan dengan Israel sebagai bukti dukungan serempak terhadap perjuangan umat Islam mempertahankan Baitulmakdis. Imbauan itu merupakan salah satu di antara 14 resolusi yang dicapai dalam Persidangan Meja Bundar Ulama Islam Sedunia Mengenai Baitulmakdis yang berlangsung selama 2 hari dalam Festival MyAQSA di Putrajaya.
Dilansir Berita Harian, Ahad (28/1), Pengarah Persidangan Meja Bundar MyAQSA Datuk Dr. Mohd Khairuddin Aman Razali mengemukakan, hal itu pada jumpa pers setelah berakhirnya persidangan yang dihadiri 100 ulama dari 30 negara tersebut. Ia mengatakan, sebagian negara Arab mulai menciptakan hubungan dengan Yahudi dengan menerima Kedutaan Israel di negara mereka. Sejumlah negara tersebut jelas tidak membantu perjuangan umat Islam di Palestina.
"Seluruh negara umat Islam perlu memutuskan hubungan ini karena jika satu negara saja, dia tidak akan efektif. Malaysia bisa menjadi pelopor dalam menggerakkan perkara ini," katanya.
Jalan membebaskan al-Aqsa, ujar dia, adalah memutuskan sebarang hubungan politik, perdagangan, pendidikan, dan sebagainya dengan rezim Yahudi. "Ini memerlukan tindakan pemerintah dan umat Islam di seluruh dunia," katanya.
Turut hadir ialah Mufti Wilayah Persekutuan, Datuk Dr Zulkifli Mohamad Al-Bakri, Ketua Kesatuan Ulama Islam Lubnan Sheikh Ahmad Al Omari, Ketua Pusat Pembentukan Ulama Mauritania Syeikh Muhammad Hasan Walid ad-Dedew, dan Ketua Majelis Islam Syria Syeikh Usamah al-Rifa'i.
Selain itu, Mohd Khairuddin mengatakan, persidangan itu juga merencanakan isu Baitulmakdis dimasukkan dalam silabus pengajian pendidikan Islam di negara Islam bermula dari sekolah dasar hingga universitas. "Isu Palestina adalah isu akidah, sebuah negara dan masyarakatnya dizalimi, dirampas tanah mereka oleh Yahudi dengan bantuan dunia," katanya.
Dirinya sebagai anggota parlemen akan menyuarakan permasalahan ini kepada pemerintah supaya hal tersebut dapat dimasukkan dalam sistem pendidikan. Khairuddin mengatakan, resolusi terkait telah diserahkan kepada Perdana Menteri Datuk Seri Najib Razak dalam pertemuan dengan beliau di Seri Perdana, Ahad ini, selain akan turut diserahkan kepada pemimpin dunia Islam lain.
"Selagi isu ini belum berakhir, umat Islam mesti terus berbicara untuk 'menghidupkannya' karena jika kita tidak berbicara mengenainya, umat Islam akan merasakan apa yang berlaku," katanya.