REPUBLIKA.CO.ID, Pada hari ini di tahun 1953, banjir di Laut Utara membunuh lebih dari 1.500 orang di Belanda dan menghancurkan satu juta acre (setara 404.685,6 hektare) lahan pertanian. Badai juga menyebabkan kematian dan kehancuran di Britania Raya dan Belgia.
Badai dimulai di Atlantik Utara dan bergerak perlahan menuju Kepulauan Inggris dan Belanda. Pada pagi hari tanggal 31 Januari, angin mencapai ebih dari 100 mil per jam. Malam itu, area 200 mil di Inggris mengalami banjir, terutama di daerah Ouse dan Orwell. Dinding laut dihantam gelombang di sepanjang pantai dan mercusuar Margate hancur.
Pada saat air mulai surut pada 2 Februari, 307 orang tewas dan ribuan orang kehilangan tempat tinggal di Inggris. Perdana Menteri Britania Raya Winston Churchill mengumumkannya sebagai bencana nasional dan menggalang dana bantuan untuk para korban.
Sementara di Belgia, Sungai Schelde meluap dan sebuah tanggul di dekat kota Antwerp runtuh. Terlepas dari bencana yang akan terjadi, Raja Baudouin di negara itu melakukan perjalanan ke Riviera, Prancis. Dia kembali di bawah kritik berat dari rakyatnya.
Badai yang paling buruk menyerang Belanda, di mana 50 ribu bangunan disapu oleh banjir dan 300 ribu orang kehilangan tempat tinggal. Kepulauan Schouwen, Duiveland dan Walcheren benar-benar terendam banjir dan pusat kota besar seperti Rotterdam dan Dordrecht mengalami kerusakan parah. Ribuan orang terdampar di atap rumah mereka selama berhari-hari menunggu penyelamatan.
Perpanjangan bantuan Marshall Plan pascaperang Amerika Serikat baru mulai berjalan pada 6 Februari untuk membantu Belanda dengan upaya bantuan yang sangat besar. Pada 8 Februari, Ratu Juliana memproklamasikan hari resmi berkabung. Keadaan darurat diberlakukan dan tidak dicabut selama sepekan kemudian. Pada saat banjir mulai surut, sebanyak 1.524 nyawa hilang hanya di Belanda saja.