REPUBLIKA.CO.ID, SANAA -- Sebuah gerakan politik yang menuntut pemisahan diri dari Yaman selatan mengepung Istana kepresidenan di Aden setelah tiga hari pertempuran sengit.
Dilansir di The Guardian, Rabu (31/1), menurut beberapa pejabat, Perdana Menteri Ahmed bin Daghr dan sejumlah tokoh pemerintah senior bersembunyi di istana pada Selasa (30/1) dan bersiap melarikan diri ke Arab Saudi. Pasukan Perlawanan Selatan (SRF) juga telah merebut barak utama pasukan yang setia kepada Presiden Abd Rabbu Mansour Hadi.
Kota pelabuhan selatan Aden telah berfungsi sebagai basis pemerintah sejak 2014 setelah pemberontak Houthi yang didukung Iran yang berasal dari Yaman utara menguasai Sana'a dalam mereka melawan negara. Sedikitnya 36 orang tewas dan 185 lainnya cedera dalam bentrokan di Aden sejak Ahad, ketika sebuah front lain hadir dalam konflik Yaman.
"Para separatis telah mengelilingi istana dan sekarang mengendalikan gerbang utama. Mereka yang berada di dalam secara tidak resmi berada di bawah tahanan rumah pada saat ini, " ujar seorang perwira tinggi di tentara Yaman kepada Agence France-Presse.
Pasukan Saudi yang telah berjaga di istana selama berbulan-bulan menghentikan separatis untuk masuk ke istana. Bendera negara independen Yaman Selatan dikibarkan oleh separatis di atas gerbang markas tentara. Yaman Selatan bersatu dengan Yaman Utara pada 1990.
SRF, sayap bersenjata Dewan Transisi Selatan (STC) telah menerima dukungan dari Uni Emirat Arab, menyebabkan keretakan dalam aliansi Saudi-UEA yang melakukan intervensi terhadap Houthi. Dalam beberapa hari ini, para pemimpin di UAE telah meminta STC untuk menerima gencatan senjata, namun permohonan mereka telah diabaikan. Pekan lalu, STC memberi pemerintah Hadi sebuah ultimatum untuk memecat Daghr atau kabinetnya digulingkan.
STC menuduh pemerintah Hadi melakukan korupsi yang mengakibatkan situasi ekonomi, keamanan dan sosial memburuk yang belum pernah terjadi dalam sejarah Yaman selatan.
Selain itu, 14 tentara tewas pada Selasa dalam serangan bunuh diri di Yaman selatan. Seorang pejabat militer senior mengatakan bom tersebut menyerang sebuah pos pemeriksaan yang diawaki oleh pasukan terlatih UEA di Ataq, ibu kota provinsi Shabwa yang kaya minyak.
Bentrokan di Aden meletus pada Ahad dini hari ketika pasukan pro-pemerintah mencegah pendukung STC memasuki kota untuk melakukan demonstrasi. Separatis telah mengirim pasukan tambahan dari provinsi pusat Marib dan provinsi Abyan di Afghanistan selatan.
Setelah kelompok separatis merebut markas besar pemerintah pada Ahad, Daghr mencela upaya kudeta tersebut melawan legitimasi dan persatuan negara. Dia mendesak koalisi pimpinan Saudi untuk campur tangan dalam pembelaannya.
Pertempuran tersebut merupakan pukulan bagi pemerintah Barat termasuk Inggris yang telah mencoba jalur diplomatik untuk mengakhiri perang sipil Yaman. AS dan Inggris yakin pemberontak Houthi yang didukung Iran telah diberi rudal jarak jauh yang telah dicegat di Riyadh. Perang Yaman telah menewaskan lebih dari 9.200 jiwa sejak Arab Saudi dan sekutu militernya bergabung dalam konflik tersebut pada Maret 2015, yang memicu krisis kemanusiaan terburuk di dunia.