Kamis 01 Feb 2018 01:03 WIB

Ulama Muslim di Dunia Desak Pembelaan Yerusalem

Umat Islam harus kunjungi Yerusalem guna meningkatkan kasadaran akan Palestintia.

Rep: Marniati/ Red: Agus Yulianto
Pengunjuk rasa melambaikan bendera Palestina saat terjadi bentrokan di dekat perbatasan dengan Israel di timur Kota Gaza, Jumat (15/12). Demonstran memprotes keputusan Presiden AS Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.
Foto: EPA-EFE/MOHAMMED SABER
Pengunjuk rasa melambaikan bendera Palestina saat terjadi bentrokan di dekat perbatasan dengan Israel di timur Kota Gaza, Jumat (15/12). Demonstran memprotes keputusan Presiden AS Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Pertemuan tingkat tinggi di Istanbul, yang mempertemukan para ilmuwan Muslim dari seluruh dunia, membuat sebuah deklarasi yang menekankan pentingnya Yerusalem. Ccara yang diselenggarakan oleh Direktorat Urusan Agama Turki (Diyanet) dihadiri oleh 70 ilmuwan Muslim dari 20 negara, termasuk Pakistan, Inggris, Indonesia, dan Perancis.

Dilansir Anadolu, Rabu (31/1), di akhir konferensi dua hari tersebut, kepala Diyanet Turki Ali Erbas membaca deklarasi akhir yang berisi 22 poin. "Dunia Islam harus mengartikulasikan dengan segala cara bahwa Yerusalem adalah isu umum bagi semua Muslim, tidak hanya orang Palestina dan Arab, bersamaan dengan kenyataan bahwa ini adalah ibukota Palestina," kata Erbas.

Erbas mengatakan, dunia Islam juga harus menyampaikan antusiasmenya untuk kepentingan generasi baru Palestina. Pengetahuan agama dan sejarah tentang Palestina, Yerusalem dan Al-Aqsa harus dimasukkan dalam kurikulum pendidikan.

Menurutnya, lembaga penelitian dan organisasi media yang mendukung perjuangan di Yerusalem juga harus mendapat dukungan. Selain itu, umat Islam di seluruh dunia harus mengunjungi Yerusalem untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya Palestina.

"Yerusalem, yang telah tinggal di bawah dominasi asing sepanjang sejarahnya, menikmati tahun-tahun yang paling adil dan toleran selama periode pemerintahan Muslim," katanya.

Yerusalem berdiri di jantung konflik Timur Tengah, dengan orang-orang Palestina berharap, bahwa Yerusalem Timur-yang diduduki oleh Israel sejak 1967-pada akhirnya dapat berfungsi sebagai ibukota negara Palestina.

Awal bulan lalu, Presiden AS Donald Trump mengumumkan keputusannya untuk mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel, yang memicu kecaman dan protes yang meluas dari seluruh dunia Arab dan Muslim.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement