REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Pemerintah Israel menegaskan akan mempertahankan kontrol atas wilayah Tepi Barat. Hal ini dinyatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Netanyahu mengatakan, Israel memiliki tanggung jawab untuk mengendalikan keamanan di sebelah barat Sungai Yordan, sebuah wilayah yang mencakup seluruh Tepi Barat. "Apakah ini didefinisikan sebagai sebuah negara ketika memiliki kontrol militer adalah masalah lain. Saya lebih suka tidak membahas label, tapi substansi," kata Netanyahu, seperti dilaporkan laman Al Araby, Kamis (1/2).
Pernyataan Netanyahu ini segera direspons Otoritas Palestina yang selama ini menjalankan pemerintahan di Tepi Barat. Juru bicara Presiden Palestina Mahmoud Abbas,Nabil Abu Rdenehmengatakan, pihaknya tidak akan menerima satu pun kehadiran tentara Israel di Tepi Barat. Sebab wilayah tersebut jelas merupakan tanah Palestina yang berdaulat.
"Entah akan ada kedaulatan Palestina penuh atau tidak akan ada keamanan, tidak ada perdamaian, dan tidak ada stabilitas," ujar Nabil Abu Rdeneh.
Palestina saat ini diketahui telah menolak untuk melanjutkan perundingan damai dengan Israel. Hal ini dilakukan sejak Amerika Serikat (AS) selaku mediator perundingan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Pengumuman ini sontak mengejutkan Palestina. Sebab sebagai mediator, AS tahu bahwa rakyat Palestina mendambakan Yerusalem Timur untuk menjadi ibu kota masa depan mereka.
Setelah pengumuman tersebut, Palestina menyatakan peran AS sebagai mediator perundingan damai dengan Israel telah tersisih. Hal ini karena AS jelas berpihak dan membela kepentingan Israel.