REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Dalam balapan Formula 1 di Albert Park 2018 kita tidak akan melihat lagi para gadis muda membawa payung atau papan nama untuk mendampingi para pembalap yang berlomba.
Dalam istilah bahasa Inggris mereka disebut 'grid girls' dan di Indonesia dikenal sebagai gadis payung karena biasanya membawa payung guna melindungi para pembalap motor yang mungkin kepanasan ketika akan memulai lomba.cF1 sekarang memutuskan kebiasaan yang sudah berlangsung lama itu sekarang sudah tidak cocok lagi, sehingga tidak akan lagi digunakan di lomba F1 dimanacpun.
Selain membawa payung, para gadis ini membawa papan nama berisi nomor kendaraan para pembalap. Mereka juga biasanya mengenakan pakaian ketat.
"Selama tahun lalu, kami mengkaji lagi beberapa area yang menurut kami perlu perbaikan untuk menyesuaikan diri dengan visi kami bagi cabang olahraga yang hebat ini." kata direktur bagi operasi komersial F1 Sean Bratches dalam sebuah pernyataan, Kamis (1/2).
"Praktik menghadirkan para gadis ini sudah merupakan bagian dari F1 selama bertahun-tahun, kami merasa sekarang kebiasaan ini tidak sesuai dengan nilai produk kami, dan jelas bertentangan dengan norma kehidupan modern," katanya.
Pembalap Lewis Hamilton menyemprotkan sampanye ke seorang gadis payung usai memenangkan 2015 Chinese Grand Prix. (AP)
"Kami beranggapan kebiasaan ini tidak lagi cocok dan relevan dengan F1 dan para pendukungnya, baik yang lama maupun yang baru di seluruh dunia," ujarnya.
Keputusan tidak menggunakan para gadis payung ini akan dimulai di lomba F1 pertama musim 2018 yang akan berlangsung 25 Maret di Melbourne dan juga akan berlaku untuk semua pertandingan balap motor yang berlangsung di akhir pekan tersebut.
Sambutan dan kecaman
Keputusan ini mendapat sambutan dari lembaga bernama Women's Sport Trust, sebuah LSM yang bermaksud meningkatkan keterlibatan dan pengaruh perempuan di dunia olahraga. "Terima kasih F1 karena memutuskan tidak lagi menggunakan gadis payung. Satu lagi cabang olahraga yang membuat pilihan jelas mengenai apa yang ingin mereka lakukan," kata badan tersebut di Twitter.
Namun beberapa perempuan yang pernah bekerja sebagai gadis payung mengatakan mereka sekarang kehilangan pekerjaan karena ulah kelompok feminis. Lauren Jade Pope yang menggambarkan dirinya sendiri sebagai gadis payung dan gadis promo dari Nottingham, Inggris mengatakan dia menyukai pekerjaannya.
"Karena para feminis, mereka menyebabkan kami kehilangan pekerjaan. Saya sudah menjadi gadis payung selama delapan tahun dan tidak pernah merasa tidak enak. Saya senang dengan pekerjaan saya. Bila tidak, saya tidak akan melakukannya. Tidak ada yang memaksa saya melakukannya. Ini pilihan kami," katanya di Twitter.
Dalam lomba Grand Prix Formula 1 di Monaco 2015 dilakukan uji coba dengan menggantikan para gadis payung ini dengan pria payung, para model pria yang mengenakan baju putih dan celana jins. Namun ini mendapat kritikan keras dari pembalap Jerman Sebastian Vettel yang dikabarkan mengatakan hal ini kali itu.
"Mengapa tidak ada gadis payung hari ini? Apa masalahnya? Anda akan mulai balapan dan harus parkir di belakang George atau Dave. Jadi apa gunanya?.
Lihat beritanya dalam bahasa Inggris di sini