Ahad 04 Feb 2018 02:04 WIB

Warga Miskin Cape Town Bukan Penyebab Krisis Air

Warga miskin menjadi sasaran penyebab bakal terjadinya Day Zero.

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Israr Itah
Warga Cape Town mengantre air.
Foto: EPA-EFE/NIC BOTHMA
Warga Cape Town mengantre air.

REPUBLIKA.CO.ID, CAPE TOWN -- Habisnya sumber daya air tawar di Cape Town, Afrika Selatan, semakin nyata. Day Zero, sebutan untuk momen menakutkan itu diperkirakan akan jatuh pada bulan April 2018. Warga miskin menjadi sasaran penyebab akan terjadinya Day Zero ini.

Cape Town ditumbuhi permukiman ilegal dan kesenjangan pendapatan yang tinggi. Warga miskin di sana dituduh memboroskan air dengan menghamburkan pasokan dari pemerintah. Tapi ini mendapatkan pembelaan.

Seperempat warga Cape Town tinggal di permukiman informal dimana mereka mendapat air dari keran bersama, bukan dari keran rumah masing-masing. ''Selalu ada tulisan 'bereskan kebocoran pipa', inilah, itulah. Tapi faktanya, 1 juta warga pinggiran itu hanya menggunakan 4,5 persen air di kota ini,'' kata Peneliti Future Water Institute, University of Cape Town, Kirsty Carden.

Salah seorang warga pinggiran Cape Town, Vuyo Kazi menyatakan, sebelum krisis air terjadi, ia menggunakan dua ketel air untuk mencuci bajunya sendiri. Sekarang, ia hanya menggunakan satu ketel.

Di Cape Town kini bahkan muncul kampanye mandi dua menit untuk menekan penggunaan air. Seorang warga Cape Town lainnya, Kelson da Cruz bahkan mengumpulkan air bekas mandi itu untuk air penyiram toilet. Ia bahkan menjatah air untuk mencuci muka, menggosok gigi dan aktivitas lain.

Da sendiri merasa beruntung pernah mengunjungi beberapa yang juga sulit air sehingga pengalaman itu melekat di benaknya. ''Orang-orang perlu mengubah kebiasaan. Hal yang berharga tak bisa lagi dipakai seenaknya,'' kata da Cruz.

Di bawah aturan penggunaan air yang disahkan Pemerintah Afrika Selatan pada Kamis (1/2), warga hanya boleh memakai 50 liter air per hari dari sebelumnya 87 liter. Penggunaan air bersih untuk mencuci kendaraan, mengisi kolam renang, dan menyirami taman adalah ilegal. Warga yang memboroskan air akan didenda.

Para saintis menyatakan penyebab krisi air di Cape Town diakibatkan perubahan iklim dan pertumbuhan populasi yang cepat. Program desalinasi air laut pun tidak berjalan mulus. Para saintis memprediksi, Cape Town akan jadi kota besar pertama di dunia yang kering.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement