REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Sedikitnya 11 personel keamanan, termasuk seorang perwira militer, tewas akibat ledakan bom bunuh diri yang terjadi didekat kamp militer di distrik Swat, Pakistan, Sabtu (3/2). Insiden tersebut juga menyebabkan 13 orang lainnya luka-luka.
Perdana Menteri Pakistan, Shahid Khaqan Abbasi mengutuk serangan bom tersebut.
"Teroris pengecut tidak pantas untuk anak-anak gagah berani tanah air kita dan tidak ada serangan yang dapat menghalangi kita dalam mengejar perjuangan melawan ancaman terorisme," kata Abbasi tak lama setelah insiden penyerangan terjadi, seperti dilaporkan laman Anadolu Agency.
Milisi Tahrik e-Taliban mengaku bertanggung jawab atas terjadinya serangan bom bunuh diri di distrik Swat. Tahrik e-Taliban merupakan kelompok yang dilarang dan menjadi musuh aparat keamanan Pakistan.
Distrik Swat diketahui sempat menjadi sarang milisi Tahrike-Taliban pada 2007 hingga 2009. Tentara Pakistan telah melancarkan operasi militer berskala besar ke distrik tersebut guna menumpas dan menutup ruanggerak anggota Tahrik e-Taliban. Tak butuh waktu lama, hanya dalam dua bulan, tentara Pakistan berhasil menghancurkan tempat persembunyian mereka.
Kendati demikian, bukan berarti milisi Tahrik e-Taliban berhenti menyodorkan ancaman dan serangan teror. Pada Januari 2013, Tahrik e-Taliban menyerang sebuah pusat keagamaan di Pakistan dan membunuh 21 orang disana. Ini merupakan salah satu serangan mematikan yang pernah dilakukan milisiTahrik e-Taliban.