Rabu 07 Feb 2018 10:05 WIB

Al Baghdadi Jadi Orang Paling Dicari di Irak

Daftar ini menjadi konfirmasi Baghdadi tidak tewas dalam serangan udara Juli lalu.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Ani Nursalikah
Pemimpin ISIS  Abu Bakr al-Baghdadi.
Foto: Reuters
Pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi.

REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Pihak berwenang Irak telah mengumumkan daftar baru orang paling dicari yang terlibat dalam aksi terorisme di negara tersebut. Menurut sebuah salinan yang dilihat Arab News, Abu Bakr Al-Baghdadi, pemimpin ISIS yang juga telah menjadi orang yang paling dicari di dunia, berada di puncak daftar itu.

Daftar ini merupakan konfirmasi lebih lanjut Baghdadi tidak tewas terbunuh dalam serangan udara yang diluncurkan koalisi pimpinan AS saat melawan ISIS pada Juli lalu. Pejabat keamanan Irak mengatakan informasi intelijen yang mereka terima mengindikasikan Baghdadi masih hidup dan bergerak di sekitar wilayah kecil yang masih dikuasai kelompok ekstremis di sisi perbatasan Suriah.

photo
Gerilyawan ISIS

"Kami percaya Baghdadi masih hidup, terkait dengan ISIS dan dia berada di wilayah Suriah di dekat perbatasan Suriah-Irak. Semua orang tahu dia terluka beberapa kali akibat serangan udara yang diluncurkan AS," ujar seorang pejabat intelijen senior Irak.

Pejabat tersebut merujuk pada serangan udara di kota-kota perbatasan Qaem dan Rawaa dan konvoi yang bergerak di gurun barat Irak. "Informasi kami menunjukkan dia lemah, terisolasi, dan tidak bisa mengendalikan sepenuhnya organisasi karena gerakannya sangat terbatas di wilayah yang masih di bawah kendali pengikutnya di Suriah. Dia sekarang bekerja untuk menyelamatkan dirinya sendiri daripada bekerja untuk organisasi," ujar dia.

Menurut militer AS, ISIS telah kehilangan kendali hampir 98 persen wilayah yang pernah dikuasainya di Irak dan Suriah dan tidak memiliki kemampuan melancarkan serangan berskala luas. Selama ini ada banyak spekulasi dan teori konspirasi tentang keberadaan Baghdadi.

Daftar ketiga yang diumumkan oleh otoritas keamanan Irak dalam beberapa hari terakhir ini mencakup 14 nama. Di antara nama-nama itu ada lima tersangka dari negara-negara Arab lainnya, yaitu seorang warga Qatar, dua warga Arab Saudi, satu warga Yordania, dan satu warga Yaman.

Pemimpin kedua ISIS Abdulrahamn Al-Qaduli, salah satu pemimpin utama Alqaidah Nashwan Abd Al-Razzaq Abd Al-Baqi dan Sekretaris Jenderal Asosiasi Cendekiawan Muslim di Irak Muthana Harith Al-Dhari, juga masuk dalam daftar. Dokumen tersebut tidak memberikan banyak informasi tentang masing-masing tersangka selain nama keluarga, nama depan, tanggal lahir, dan kebangsaan mereka.

Seluruh tersangka sudah muncul dalam daftar yang dicari oleh Interpol, organisasi kepolisian internasional. Beberapa telah dicari selama lebih dari satu dekade karena dikaitkan dengan kelompok militan yang beroperasi di Afghanistan, Irak, dan Suriah. Kelompok tersebut termasuk Alqaidah, ISIS, dan Ansar Al-Islam.

"Sebagian besar tersangka dari daftar orang paling dicari di Irak berpartisipasi dalam pembiayaan, perencanaan, persediaan fasilitas, persiapan, dan pelaksanaan tindakan atau kegiatan yang terkait dengan kelompok pemberontak yang beroperasi di Irak dalam beberapa tahun terakhir," ujar salinan daftar tersebut.

Irak telah menjadi tempat berkembangnya kelompok teroris dan pemberontak yang bermotif politik sejak 2003. Saat itu koalisi militer internasional pimpinan AS menyerang negara tersebut dan menggulingkan Saddam Hussein.

Puluhan ribu warga Irak terbunuh, jutaan orang mengungsi dan ribuan lainnya masih hilang karena konflik etnis, sektarian, dan politik yang telah melanda negara tersebut. Dengan memanfaatkan kekacauan di negara ini, ISIS menguasai hampir sepertiga wilayah Irak pada musim panas 2014.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement