Rabu 07 Feb 2018 15:17 WIB

Laporan: Ada Serangan Senjata Kimia Kembali di Suriah

PBB selidiki laporan penggunaan senjata kimia di Kota Saraqeb dan Douma.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Teguh Firmansyah
Tim evakuasi bantuan dari Turki membawa korban serangan senjata kimia yang terjadi di kota Idllib, Suriah
Foto: AP
Tim evakuasi bantuan dari Turki membawa korban serangan senjata kimia yang terjadi di kota Idllib, Suriah

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Tim ahli hak asasi manusia (HAM) PBB membentuk sebuah komisi untuk menyelidiki laporan dugaan serangan bom klorin terhadap warga sipil di dua kota di Suriah. Komisi tersebut juga mengungkapkan keprihatinan mendalam atas eskalasi kekerasan di Provinsi Idlib dan di Ghouta Timur.

"Yang paling mengkhawatirkan, tim tersebut telah menerima banyak laporan, yang sekarang sedang diselidiki, bahwa bom yang diduga mengandung klorin telah digunakan di Kota Saraqeb di Idlib dan Kota Douma di Ghouta Timur," ujar Paulo Pinheiro, Ketua Komisi Penyelidikan PBB di Suriah, di Jenewa, Selasa (6/2).

White Helmet, sebuah kelompok sukarelawan, mengatakan tiga anggotanya dan enam warga terluka oleh serangan gas klorin di wilayah Saraqeb, Provinsi Idlib pada Ahad (4/2) malam. Kelompok tersebut memposting beberapa video di media sosial yang menunjukkan korban terbatuk-batuk dan terpaksa dibawa dengan tandu.

Dua aktivis yang berbicara dengan CNN dari Kota Kafranbil mengatakan mereka diberitahu serangan klorin di Saraqeb diluncurkan dari helikopter Suriah. CNN tidak dapat memverifikasi sendiri klaim tersebut secara independen. Pemerintah Suriah telah berkali-kali membantah menggunakan senjata kimia.

Ghouta Timur yang dikuasai pemberontak terus menjadi sasaran serangan udara pasukan Suriah. Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia mengatakan, pada Selasa (6/2), serangan udara Suriah menewaskan 63 orang dan melukai lebih dari 190 lainnya.

Di antara para korban, terdapat 14 anak-anak dan 20 wanita. Namun Observatorium tidak menyebutkan tuduhan penggunaan senjata kimia klorin. Skala serangan di Idlib dan Ghouta Timur telah meningkat secara drastis selama 48 jam terakhir. Serangan udara juga dilaporkan telah menyerang sedikitnya tiga rumah sakit.

"Komisi tetap berkomitmen untuk memenuhi mandatnya untuk menyelidiki dan mendokumentasikan semua pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi dalam konteks konflik bersenjata di Suriah, terlepas dari siapa yang melakukannya," papar Pinheiro.

 

Baca juga, AS Kecam Bom Rusia dan Suriah yang Tewaskan Oposisi.

 

Departemen Luar Negeri AS mengatakan pihaknya sangat khawatir dengan tuduhan bahwa pasukan Suriah telah melakukan serangan kimia.

 

"Kami meminta masyarakat internasional untuk berbicara dengan satu suara, membawa setiap kesempatan untuk secara terbuka menekan rezim Assad, dan pendukungnya, untuk menghentikan penggunaan senjata kimia," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Heather Nauert, Senin (5/2) malam

Provinsi Idlib merupakan rumah bagi lebih dari 1,1 juta dari 6 juta penduduk Suriah. Ratusan ribu orang berusaha melarikan diri dari serangan intensif di wilayah ini dan mencari perlindungan di kamp-kamp darurat di dekat perbatasan Turki.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement